Siang itu pertemuanku dengan client makan waktu lebih cepat dari
perkiraan. Jam masih menunjukkan jam 11.00, paling sampai kantor pas
jam istirahat dan pasti sdh sepi, pada makan siang diluar kantor…
mmm… kubelokkan mobilku, dan kutuju satu arah pasti… kantor Tari
istriku… Istriku seorang wiraswasta, berkantor di daerah
Tomang.
“Eee… mas Tommy, tumben muncul siang-siang
begini…?”Dina sekretaris Tari menyambutku…
“Sepi
amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk
kantor yang tampak sepi.
“Mmm… Tari ke customer sama pak
Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tari sekalian
meeting dengan customer… sukri lagi Dina suruh beli makan siang,
tunggu aja mas diruangan Tari..”celoteh Dina yang berjalan di
depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan
langkah kakinya… Aku masuk ke ruangan Tari, kujatuhkan pantatku ke
kursi direktur yang empuk…
Dalam hati aku mengutuk
habis-habisan, atas kesialanku hari ini… malah sampe disini, ketemu
ama Dina… oh ya Dina sebenarnya adalah sahabat Tari waktu kuliah,
janda beranak 2 ini diajak kerja istriku setelah setahun menjanda…
orangnya cantik, ramah… cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai
karakternya… terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan
tubuhnya yang montok… tetenya gede sebanding dengan pantatnya yg
juga gede, pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku
kulitnya terlalu putih… jadi tampak kaya orang sakit-sakitan…
walaupun kata Tari, Dina orangnya sangat cekatan dan sangat doyan
kerja alias rajin… Kubuka laptopku dan kunyalakan… kucari-cari
file yang kira-kira bisa menemaniku disini… daripada aku hrs
ngobrol sama Dina, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik…
wow… di kantong tas laptopku terselip sebuah CD… wiih DVD bokep
punya Rudy ketinggalan disini… lumayan juga buat ngabisin waktuku
nungguin Tari…. Mmmm Asia Carera… lumayan bikin ngaceng juga
setelah kira-kira setengah jam melihat aksi seks Asia Carera melawan
aksi kasar Rocco Sifredi…
“Ooo.. ooo.. mas Tommy nonton
apa tuuuh… sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin…
hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Dina
bagaikan suara petir disiang bolong… dengan nada menggodaku…
“Ah
kamu bikin kaget aja… ngg… dingin boleh deh… mm ga ngrepotin
neeh..?”sahutku sambil memperbaiki posisiku yang ternyata dari arah
pintu, layar laptopku keliatan banget… sial lagiiii…. aahh masa
bodo laahh… toh Dina bukan anak kecil.. Dina masuk ruangan lagi
sambil membawa 2 gelas es jeruk..
“Mas Tommy boleh dong Dina
ikutan nonton… mumpung lagi istirahat… kayanya tadi ada Rocco
sifredi yak..?”kata Dina sambil cengar cengir bandel..
“ha…
kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan… agak kaget juga,
ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali
di mataku, tau nama bintang film top bokep Rocco Sifredi…
“Woo
bintang kesayangan Dina tuuuh..”sahut Dina yang berdiri di belakang
kursiku…
“Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran
sebab Dina setelah menjanda tinggal dg orang tuanya dan rumahnya
setahuku ditinggali banyak orang…
“Iya… tapi dulu…
waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Dina enteng dan membuatku
ketawa geli mendengar Dina menyebut mantan suaminya yang kabur sama
wanita lain… Suasana hening… tapi tak dapat dielakkan dan
disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan, bahkan beberapa
kali kudengar Dina menghela nafas panjang… ciri khas wanita yang
hendak mengendorkan syaraf birahinya yang kelewat tegang… dan
beberapa kali kudengar desisan lembut, seperti luapan ekspresi…
yang kuartikan Dina sudah larut dalam aksi para bintang bokep di
layar monitor… Sementara keadaanku tak jauh beda.. celanaku terasa
menyempit… desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras
sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku… dalam kondisi
seperti ini biasanya, aku melakukan onani di tempat.. Tapi kali ini
masak onani di depan Dina..? ampuuuunn siaal lagiii..!
“Din..
kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai
komunikasi dengan Dina yang desah napasnya makin memburu tak
beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada
busa sandaran kursi yang kududuki…
“Mmm… hhh.. apanya
yak..? iih… mas Tommy nanyanya… sok ga tau..”sahut Dina sambil
mencubit pundakku… entah siapa yang menuntun tanganku untuk
menangkap tangan Dina yang sedang mencubit… mmm… Dina membiarkan
tanganku menangkap tangannya…
“Kamu ga cape, berdiri
terus… duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan
Dina, kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi
itu terlalu kecil untuk duduk berdua, apalagi untuk ukuran pantat
Dina yang memang gede…
“Pantat Dina kegedean sih mas…”kata
Dina sambil matanya melempar kerling aneh, yang membuat darahku
berdesir hebat, akhirnya Dina menjatuhkan pantatnya di sandaran
tangan.. oooww… aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan
muncul dari belahan samping rok mininya dan entah sejak kapan kulit
putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..? Kembali perhatian
kami tercurah pada aksi seks dilayar laptop… sesekali remasan gemas
tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa hangat… dimana tangan
kami masih saling menggenggam… dan menumpang diatas paha mulus
Dina…
“Iiih Gila… Dina sudah lama enggak nonton yang
begini..”kata Dina mendesah pelan seolah bicara sendiri..
menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya…
“kalo
ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi…
“Apalagi…”jawabnya
pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang…
yang bisa kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah
kepasrahan, kutarik lembut tangannya dan diikuti tubuh montoknya…
kini pantat montok Dina mendarat empuk di pangkuanku sedangkan
tanganku melingkar di pinggangnya yang ternyata cukup ramping tak
berlemak… Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi
pertemuan bibir kami yang kemudian saling mengulum dan tak lama lidah
kami saling belit di rongga mulut… mmm… tangan Dina melingkar
erat di leherku dengan gemetaran… kulayani serangan panas janda
cantik berumur 32 tahun ini… seolah ingin memuaskan dahaga dan
rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya… Tanganku memang dari
dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita…
menelusup ke balik blazer hitam yang dikenakan Dina dan terus
menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya… sentuhan pertamaku pada
kulit tubuhnya membuat Dina menggeliat resah dan menggerang gemas…
rangkulan tangannya semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya
juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi bibirku… tanganku
mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang
jelas diatas cup B… sebab buah dada Tari istriku yang ber bra 36B
jauh tak semontok buah dada Dina… Tiba-tiba Dina meronta keras,
saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat
terangsang birahi tinggi….
“Ooohh… mas Tommy suudaah
mas… hhh.. hhh… jangan mas, Dina ga mau menyakiti Tari…hh…
ooohh..”kalimat diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan
rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku… tanganku yang melingkar
di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya…
“Ada apa
dengan Tari..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama
ini jadi rahasia… ayo sayang waktu kita tak banyak… nikmatilah
apa yang kamu ingin nikmati…”bisikku lembut di sela-sela aksi
bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik
bertubuh montok ini…
“Ampuuun mas, oooww… Dina ga
tahaaan… hh..hh… ssshhh…”rengek Dina memelas yang tak mampu
membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya…
Blazer hitam yang dikenakan Dina sudah teronggok dibawah kursi putar
yang kami gunakan sebagai ajang pergulatan… dibalik blazer hitam,
tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model
kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher
terbuka nyata… bergetar syahwatku menyaksikan pemandangan ini…
buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih, mulus sekali
sehingga urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan.. buah
dada montok yang sedang meregang nafsu birahi itu tampak mengeras,
memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya… tampak bergerak
turun naik seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak
beraturan… iihh menggemaskan sekali.. woow.. bukan main..! begitu
tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah..
muncullah keindahan yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara
yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra mini tanpa
tali, sewarna dengan kulit mulusnya…
“Oooohh..
maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya
meninggalkan tempatnya dan secara refleks Dina menyilangkan kedua
tangannya di depan dadanya, tapi dimataku, adegan itu sangat
sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian
tertutup rambutnya yang agak acak-acakan… matanya yang bereye
shadow gelap menatapku dengan makna yang sulit ditebak…
“Mas..
janggaaan teruskan… Dina takuut Tari datang…hhh… hhh…
“bisiknya dengan suara tanpa ekspresi… tapi aku sdh tak mampu
mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul… lembah
payudara Dina yang dalam itulah yang kini menggodaku… maka
kubenamkan wajahku ke dalamnya… lidahku terjulur melecuti permukaan
kulit halus beraroma parfum mahal… kontan tubuh bahenol di
pangkuanku itu menggelepar liar, spt ikan kehilangan air, ditambah
amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau
cukur…
“Ampuuuunnn maaass…. iiiihhh… gellliii aaahh…
mmm…ssssshhh.. ooohh…”rengek dan rintihannya mengiringi geliat
tubuh indah itu… wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari…. dan
menemukannya di selangkanganku… bonggolan besar yang menggembungkan
celanaku diremas-remas dengan gemas… sementara aku sedang mengulum
dan memainkan lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras
berwarna coklat hangus… tanganku menggerayang masuk kedalam rok
mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang
tertutup celana dalam putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah
basah kuyub, Dina tak menolak ketika celana dalam itu kulolosi dan
kulempar entah jatuh dimana… Dina mengerang keras dengan mata
membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah
sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun… bibir cantik
yang sudah kehilangan warna lipsticknya itu gemetaran layaknya orang
kedinginan… terdengar derit retsluiting.. ternyata jemari lentik
Dina membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku…
kulihat matanya berbinar dan mulutnya mendesis seolah gemas, ketika
tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku… sesaat kemudian
batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan
retsluiting celanaku dalam genggaman tangan berjari lentik milik
Dina… makin lebar saja mata Dina yang menatap jalang ke batang
kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut…
“Aaaah…
mass Tommyy… mana mungkin Dina sanggup menolak yang seperti ini…
hhhh…. ssss….sssshhh… lakukan mas.. oohhh… toloong bikin Dina
lupa segalanya mas… Dina ga tahhaan…”kalimatnya mendesis
bernada penuh kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan
ajakan… Kurebahkan tubuh montok Dina di meja kerja Tari yang lebar
setelah kusisihkan beberapa kertas file dan gelas minum yang tadi
ditaruh Dina diatas meja itu…. sementara laptopku masih terbuka dan
adegan seks dilayar monitornya, sementara jari tengahku tak berhenti
keluar masuk di liang sanggama Dina yang sangat becek… mungkin
benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah
liang sanggamanya… seperti halnya Dina, cairan liang sanggamanya
yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang jatuh
di atas meja….Dina sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar
menyambut tubuhku yang masuk diantara kangkangan pahanya, aku berdiri
menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Dina tergelar… tubuh
Dina kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika
palkonku mengoles-oles belahan vaginanya, sesekali kugesek-gesekan ke
clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang kecil..
bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang
tercukur rapi…
“Ayoooo maasss… lakukan sekaraaang…
Dina ga tahaaann…hh..hhh… “rengek Dina memelas. Bibir cantik
itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak
lebar dengan alis berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir
vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya… kurasakan palkonku
kesulitan menembus mulut liang sanggama Dina yang sudah berlendir
licin… Tubuh Dina meregang hebat diiringi erangan keras, manakala
palkonku memaksa otot liang sanggama Dina merentang lebih lebar…
kedua tangannya mencengkeram keras lenganku… sewaktu pelan-pelan
tapi pasti batang kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang
terasa menggigit erat benda asing yang memasukinya… baru tiga
perempat masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok
dasar liang sanggama sempit itu, kembali tubuh montok Dina menggeliat
merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya…. Sepasang kaki
Dina membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku… bibir
cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar
aneh…
“Mas Tommy… tau kenapa Dina suka Rocco
Sifredi..?”bisik Dina dengan tatapan mata mesra… kujawab dengan
gelengan kepalaku…
“Perih-perih nikmat… kaya sekarang
ini… Dina pingin disetubuhi Rocco Sifredi… ayoo mas.. beri Dina
kenikmatan yang indah…”bisik Dina sambil mengerling penuh arti,
belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai
mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya…. Kembali
suara erangan dan rintihan Dina mengalun sensual mengiringi ayunan
batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama
yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun produksi
lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa
banyaknya, sampai berlelehan ke meja kerja yang jadi alas
tubuhnya..
“Punya kamu sempit banget Din… aku seperti
menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak
dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga….
“Punya
mas Tommy aja yang kegedean… kaya punya Rocco Sifredi… Dina suka
sama yang begini… gemesssiiin… hhh… hhhoohhh… mmmaasss…”belum
selesai kalimat Dina, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Dina
kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang
beradu, mengeluarkan desis panjang….
“Teeruuuss maaasss…
ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh…
eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik… sesaat
kemudian aku merasakan serangan balasan Dina… Dengan gemulai janda
cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak
menjadi engsel… Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah
hari bolong itu… Suara berdecakan yang semakin keras di
selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan
dari liang sanggama Dina… Wajah cantik Dina semakin gelisah…
mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada
suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar… alisnya
yang runcing semakin berkerut… apalagi matanya yang kadang
membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata
gemas…
“Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss…. Diii..naa ga
tahaann…. mmmmmhhh…!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung
pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul
yang diangkat didesakan ke arahku bergerak-gerak liar… Aku tanggap
dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme… segera kuayun
batang kemaluanku menembus liang sanggama Dina sedalam-dalamnya
dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah… akibatnya tubuh Dina
semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tari… kepalanya
digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga
rambutnya semakin riap-riapan di wajahny
“Ammmpppuuunnn….
oooohhh… nnnggghhh…. niikmmmaattnya…. hhoooo….”suara Dina
seperti menangis pilu… Ya ammmpppuunn…. kurasakan nikmat bukan
main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme
itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian
mengembang lagi… enam atau tujuh kali berulang… membuatku sejenak
menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg paling
dalam pada liang sanggama Dina… Tubuh Dina tergolek lunglai…
nafasnya tersengal-sengal, tampak dari gerakan dada montoknya yang
naik turun tak beraturan… wajahnya yang miring ke samping kanan
tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara
mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur…
rambut panjang yang dicat blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi
sebagian wajah cantiknya…. Kira-kira setelah dua menit batang
kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin
becek… dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku
mengantarkan sodokan keliang sanggama Dina… Tubuh montok itu
kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang… Dina
membuka matanya yang kini tampak sayu…
“Ssssshh… mmm…
luar biasa….”desah Dina sambil tersenyum manis. Kedua tangannya
meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini
menelungkupi tubuh montok Dina, Dina memeluk tubuhku erat sekali
sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah
balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di
pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku… Woooww…
leherku disosotnya dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal
bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku… terdengar dengus
nafasnya sangat merangsangku… aku dibuat mengerang oleh aksinya…
“Ayo sayang, tuntaskan hasratmu… Dina boleh lagi enggak?”bisiknya
manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku. Kurasakan pantat
montok Dina bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang
terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan
pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan ayunan
kontolku…
“Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik
tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali..
“Eeeeehhhhh…hhh…! sampe pingsan Dina juga
mauuuuuhh…hhhh…!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat
rojokanku yang kuat dan cepat…Aku mengakui kelihaian janda 2 anak
ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi
otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang
kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek…
tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih… Tari istriku
wajib berguru pada Dina, pikirku…Tapi rupanya Dina tak mampu
berbuat banyak menghadapi permainanku yang galak dan liar… Setelah
pencapaian orgasmenya yang ke tiga… Wajah Dina semakin pucat,
walaupun semangat tempurnya msh besar…
“Ooooww… my God…
ayo sayaaang… Dina masih kuat…”desisnya berulang-ulang…
sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter
attack… Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih
blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara… hampir 2 jam aku
dan Dina berrpacu birahi diatas meja kerja Tari. Aku mulai
berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku… aku tak peduli erangan dan
rintihan Dina yang memilukan akibat rojokanku yang
menghebat
“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang…
keluarkan.. di… di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg
berpengalaman Dina tahu gelagat ini… diapun mempergencar counter
attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai… kuku jarinya yang
panjang menggelitiki dada bidangku… dan… aku mengeram panjang
sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah
selangkangan Dina… dan dengan lincah Dina mengatur posisinya
sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat
didepan palkonku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan
kental sewarna susu… Dina mengangakan mulutnya lebar-lebar dan
lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku… Hwwwoooohhh…!!!!!
ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan
rongga mulutnya… aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak
spermaku yang tumpah…. bahkan sebelum semburan berakhir dengan
tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot
habis-habisan….
Dina duduk diatas meja sambil merapikan
rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi
putar…..
“Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang
ML mas…?”celetuk Dina sambil menatapku dengan pandangan gemas
dengan senyum-senyum jalang.
“Siang ini aku ketemu singa
betina kelaparan…”sahutku letoy.
“Salah mas, yang bener
kehausan… peju mas Tommy bikin badanku terasa segar…ha..
ha..ha..”sambut Dina sambil ketawa ngakak
“Waaakks… mati
aku… mas, Tari dateng tuuuhh…!”Tiba-tiba Dina loncat turun dari
meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan
langsung cabut keluar ruangan… akupun segera melakukan tindakan yg
sama… waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata
celana dalam… pasti milik Dina, segera kusambar masuk ke tas
laptop… dan aku segera masuk ke kamar mandi yg ada di ruang kerja
Tari….
“Yaaang… chayaaang…. bukain doong…”suara
Tari sambil mengetok pintu kamar mandi…
“Hei.. bentar
sayang… dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar
mandi. Ketika pintu kubuka Tari langsung menerobos masuk… busyeet…
Tari menubrukku dan aku dipepetin ke wastafel… aku makin
gugup…
“Sssshhhh… untung kamu dateng say… ga tau
mendadak aja, tadi dijalan Tari horny berat…”tanpa basa basi lagi
celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo
itu di dapatnya, segera istriku ini berlutut dan melakukan oral sex….
meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tari istriku
membangunkan kejantananku yang baru mo istirahat… tanpa membuka
pakaiannya Tari langsung membelakangiku sambil menyingkap rok
kerjanya sampai ke pinggang, pantat Tari kalah montok dibanding Dina,
namun bentuknya yang bulat, mengkal sangat seksi di mataku… sesaat
kemudian CD G-String dan stocking Tari sdh lolos dari tempatnya…
“C’
mon darling…. hajar liang cinta Tari dari belakang…”dengan
suara dengus nafas penuh birahi Tari mengangkangkan kakinya sambil
menunggingkan pantatnya… Memang istriku akhir-akhir ini sangat
menyukai gaya doggie style…”lebih menyengat”katanya… sesaat
kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita
yang berbeda… Dalam posisi doggie style, Tari memang lihay
memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif… dan apalagi
aku sangat suka melihat goyangan pantat seksi Tari, membuat aku
semakin semangat menghajar liang sanggama Tari yang tak sebecek Dina…
Untungnya Tari adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai
puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit kemudian Tari mulai
mengeluarkan erangan-erangan panjang… aku hafal itu tanda-tanda
bahwa istriku menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh
pinggangnya dan kupercepat rojokan batang kemaluanku menghajar liang
sanggama Tari tanpa ampun…
“Tommm… Tommmy… gilaaa…
aaahkk… niiikkmaaatt bangeeett…!!!”jeritan kecil Tari itu
dibarengi dengan tubuh sintal Tari yang gemetaran hebat…pantat
seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar biasa pada
batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya… aku tak
menahan lagi semburatnya spermaku yang kedua utk hari ini…
“Ma
kasih Tommy chayaang…”kata Tari sesaat kemudian sambil
mendaratkan kecupan mesra dibibirku.. Setelah membersihkan sisa-sisa
persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tari masih
berendam di bath up…. Dina sudah duduk rapi di mejanya ketika aku
keluar dari ruangan Tari, kudekati dia…
“Ssshh… nggak
takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan
celana dalam putih Dina kelaci mejanya… mata Dina melotot dengan
mimik lucu…
“Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal
setelah tahu Tari tak ikut keluar dari ruangan…. Aku melenggang
memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Dina….. yang
ternyata sangat menggairahkan