Hangat mentari pagi yang menerobos jendela kamarku membuatku terbangun
dari tidurku yang lelap setelah semalam memekku luluh lantak dijilat
Dito.
Masih terbayang bagaimana lidahnya menari-nari didalam memekku.
Masih terbayang juga bagaimana kontolnya memenuhi rongga mulutku sampai
muncrat dengan derasnya di dalam mulutku. Saking derasnya sampai-sampai
tumpah meleleh membasahi leherku.
Malas-malasan kusingkirkan selimut yang menutupi tubuh telanjangku. Kubiarkan angin menerpa tubuh mulusku.
Sambil
tanganku meraba-raba bulu memekku yang tipis, aku membayangkan kembali
kejadian-kejadian di masa lalu saat pertama kali aku mengenal kontol.
-----
Saat
itu aku masih kelas 3 SMA. Sebenarnya saat itu aku belum boleh pacaran.
Tapi mana bisa aku tahan. Maka dengan diam-diam aku tetap menjalin
hubungan dengan teman sekelasku.
Ceritanya waktu itu aku janjian dengan cowokku mau nonton film di bioskop. Sekitar jam 6.30 sore aku bergegas pergi tanpa pamit.
Sesampai
di bioskop cowokku menyambut dengan senyum lebarnya. Langsung
digandengnya tanganku menuju teater 1 karena pertunjukan sudah hampir
dimulai.
Ternyata da memilih tempat duduk paling belakang dan paling ujung. Benar-benar tempat yang strategis dan aman untuk pacaran.
Belum
lagi pertunjukan dimulai, tangannya sudah mulai bergerilya meraba-raba
pahaku yang terbungkus rok longgar dengan potongan agak pendek.
Perlahan
dia menyentuh lututku yang tidak tertutup rok. Padahal lampu bioskop
belum dimatikan. Tapi kudiamkan saja perbuatannya itu. Karena kulihat di
sebelah kami duduk tidak ada penonton lain. Jadi bisa dipastikan tidak
ada yang melihat gerakan jemarinya di lututku.
Mungkin karena
merasa tidak ada penolakan dariku membuat jemarinya semakin berani.
Perlahan jari-jemarinya bergerak keatas menggeser rokku hingga sedikit
tersingkap. Bulu kudukku lamgsung meremang menerima serangan seperti
ini.
Aku belum pernah sekalipun disentuh laki-laki seperti ini. Kejadian ini benar-benar pengalaman pertama buatku.
Perlahan
jemari diatas pahaku semakin bergerak keatas. Perasaan aneh menyelimuti
diriku. Geli.... tapi nikmat. Sampai akhirnya rokku benar-benar
tersingkap sampai atas. Dan celana dalamku pun terpampang dengan
jelasnya, sementara lampu bioskop masih terang benderang. Ada terbersit
rasa takut ketahuan. Tapi rasa nikmat mengalahkan pikiran sehatku. maka
kubiarkan saja jemari kasar itu terus bermain-main di atas pahaku.
bahkan kemudian kurasakan jemarinya mulai menyentuh belahan memekku dari
luar celana dalam.
Aku tersentak nikmat. Rasa nikmat yg belum pernah kurasakan.
Sedang kunikmati gesekan jemarinya di belahan memekku, tiba-tiba lampu padam. Ah, pertunjukan akan dimulai.
Aku
tidak perduli lagi dengan keadaan sekitar. Langsung kurengkuh wajah
kekasihku ini. Ku cium bibirnya penuh nafsu. Lidahku bermain-main di
rongga mulutnya. Saling membelit, melilit, menjilat-jilat dengan liar.
Menerima
perlakuanku yang penuh nafsu itu membuat dia bertambah semangat.
Jemarinya langsung menerobos celana dalamku. Dan akupun terpekik pelan
saat kurasakan jemarinya menyentuh memekku secara langsung. Perlahan
dibukanya belahan memekku sambil mencari-cari klitorisku. Dan saat benda
kecil itu tersentuh, sungguh rasanya seperti melayang ke langit ke
tujuh belas. Luar biasa nikmatnya. Jika saja aku sedang tidak di dalam
bioskop, aku pasti sudah berteriak histeris penuh nikmat.
Saat
kurasakan tangan kekasihku agak terhambat celana dalam, tanpa ragu-ragu
segera kupelorotkan celana dalamku dan kuletakkan celana dalamku itu di
kursi sebelah.
Lalu kubentangkan kakiku lebar-lebar agar memekku bebas terhidang dengan lezatnya.
Dengan demikian jemari nikmat itu semakin mudah mengobok-obok memekku yang sudah banjir bandang.
"Aaaaah....
gosok terus sayaaang..." aku mengerang perlahan takut terdengar
penonton lain. kugoyang-goyangkan pinggulku agar jemarinya menyentuh
itilku. Setiap kali itilku tersentuh, rasanya seperti ada ribuan jemari
yang menggelitik sekujur tubuhku. Nikmaaaaaat... ooooh...
Tak
cukup sampai disitu segera kubuka kancing-kancing kemejaku. Kubuka
semuanya sampai tubuh bagian depanku terbuka bebas. Lalu kubuka kancing
BH ku dari belakang. Tak ayal kedua payudaraku langsung melompat mencari
udara segar.
Kuangkat BHku keatas, hingga dadaku terpamapang
dengan indah. Lalu kuremas-remas sendiri mengimbangi gerak jemari
cowokku yang masih asik bermain-main di memekku.
Tak lama
kurasakan ada sesuatu yang mendesak akan meledak dari dalam tubuhku.
Seluruh otot dtubuhku mengejang. Terutama otot memek. Beberapa kedutan
kurasakan dengan rasa nikmat yang tak terkira. "Aaaaaaaah
sayaaaaanggg... enak bangeeeeet...."
Masih tersisa beberapa
kedutan lagi sampai akhirnya tubuhku lemas tak berdaya. Rasanya bagaikan
tulang-tulang di seluruh tubuh ku di lepas sat per satu.
Aku
masih terbuai dengan rasa nikmat yang tiada tara saat kurasakan puting
dadaku ada yang mencium. Oooh.... nikmatnya itu datang lagi.
Lalu kekasihku berbisik lembut ditelingaku.
"Lin... gantian pegang kontolku donk..." aku hanya mengangguk sambil menjawab "iya..." dengan perlahan.
Dalam hatiku muncul rasa penasaran seperti apa bentuk kontol itu sebenarnya.
Dengan
agak terburu-buru kekasihku menurunkan celana berikut celana dalamnya
sampai sebatas lutut. Dan terlihat lah benda bulat panjang yang
mengacung dengan gagahnya.
Agak ragu ku sentuh benda yang katanya bisa bikin enak memek itu.
Melihat aku ragu2, kekasihku langsung menyambar tanganku dan membimbingnya untuk menggenggam kontol besar itu.
Baru sekali itu aku melihat langsung kontol yang sedang ngaceng.
Karena belum mengerti harus bagaimana, aku hanya mengelus-elus perlahan sambil kubolak-balik memperhatikan bentuknya.
Sedang
seru-serunya menggenggam kontol, tiba-tiba lampu menyala terang
benderang. Aku panik bukan main. Buru-buru ku kancingkan bajuku tanpa
sempat mengancingkan BH.
Bahkan celana dalam pun belum sempat kukenakan.
Jadilah aku pulang dengan BH terbuka dan tanpa celana dalam...