NIZAH

Pengalaman ini pernah aku alami dan menjadi cerita dalam seumur hidupku yang membuatku merasakan sesuatu yang baru dari kenikmatan birahi. Kenikmatan birahi ini pertama aku rasakan ketika aku dan teman perempuanku yang sama-sama masih menjalani kuliah di semester 4 di salah satu universitas swasta di "xxxxxxx" dipertemukan untuk berbincang-bincang. Sebut saja nizah { nama samaran }, dia adalah teman satu kelas-ku. Dia perempuan yang cantik, berkulit putih, tinggi,

tubuh sexy terlihat jelas dibalik pakaian anggun yg dikenakannya, sedikit ketat mengukuti lengkungan buah dada yang terlihat menonjol dan mebuat dadaku deg-deg-an ketika kerap aku memperhatikannya dari kejauhan. Pakaian rock panjang juga menghiasi lunggak lenggok pantatnya yg aduhai sexy-nya ketika tak sengaja aku melihat saat berjalan di belakangnya. Jelas ini membuatku sedikit horny, dan anu-ku menjadi berontak dalam slempak.
Pemandangan yang menggairahkan hasrat ini sering aku alami sejak semester pertama aku berkenalan dengan nizah. Aku sadar Hasrat ini hanya angan-angan semata walaupun terkadang aku sering berfantasi membayangkan bisa menyentuh dada-nya yang sexy dan membelai pantatnya yang berisi. Di semester 4 itu aku dan Nizah mulai dekat dan semakin akrab, dikarenakan kita sering berjumpa di kelas yang sama dan kebetulan sering menjadi satu kelompok jika ada tugas dari Perkuliahan.
Kedekatanku dengan Nizah sangat menguntungkan-ku. Aku bisa memandangi keindahan dan kesexian diri-nya sesuka ku karena begitu dekat posisiku dengan dia baik saat berbincang-bincang ataupun saat kita diskusi. ketika itu ada sesuatu yang masih membuatku penasaran dari teman perempuanku ini. Hasrat-ku semakin menggebu-gebu ketika kupandangi kerudungnya yang selalu kerap dia kenakan. Rasa penasaranku bertambah ingin tahu seperti apa panjang rambutnya karena belum pernah aku melihat nizah tak pakai kerudung.
Seperti biasa di ruangan kelas sembunyi-sembunyi aku memandanginya tanpa sepengetahuan nizah ataupun tema-teman lainnya. Ku pandangi kerudungnya yang berwarna ungu, mungkin itu adalah warna kesukaannya karena setiap aku perhatikan kerudung-kerudung-nya selalu bercorak ungu, terlihat sesuatu yang menonjol dari balik kerudungnya bagian belakang, pikirku itu mungkin rambutnya yang diikat sehingga saat ditutupi kerudung maka terlihat menonjol. Saat ku pandangi itu, hasrat birahi-ku entah kenapa semakin memanas.
Terbayangkan dalam otak mesum-ku nizah memiliki rambut panjang lurus, lebat dan menggairahkan, berfantasi aku bisa membelai rambtnya itu. Saat itu fantasi ku tentang nizah terbuyarkan karena suara bel berbunyi tanda jam kuliah sudah habis. Saat ku membereskan buku tiba-tiba ada yang mendekatiku dan menyapaku, " Hai Kiki? ". saat aku melihatnya tak ku sangka ternyata nizah. Ini membuatku kaget dan sedikit gugup, " Hai juga ". aku membalas sapa-nya. "Ada apa nizah ko km belum pulang ?" tanya-ku kepadanya.
" Ki, kebetulan tugas-ku belum selesai, aku bingung nih gak bisa beresin tugasnya kalau sendiri, kira-kira kiki bisa bantu gak? kalau kiki gak keberatan, sekarang kiki ke kosn nizah ya", Pinta Nizah ke Aku. Saat kudu dengar permintaannya untuk aku bisa datang ke kosn-nya membuatku tak percaya dan dadaku semakin deg-deg-an, tanpa pikir panjang lagi aku langsung menyanggupinya. "Ok nizah, dengan senang hati, kebetulan aku g ada kegiatan apa-apa lagi". Aku dan nizah langsung berangkat bareng ke kosn-nya.
Setibanya di sana kosn yang berukuran tidak begitu besar hanya berukuran 3 x 4 m dihiasi pernah pernik khas kamar perempuan dengan aroma parpum yang membuatku semakin deg-deg-an lagi, kebetulan Ibu kost lagi ke luar kota dan di kosn hanya nizah saja sendiri. Keadaan ini membuat hatiku bahagia sekali karena bisa lama-lama dengan nizah di kamar kosn-nya tanpa takut dimarahi ibu kosn. Hasratku mulai memanas saat aku duduk untuk pertama kali-nya di kosn nizah.
Kami tidak langsung mengerjakan tugas tetapi berbincang -bincang terlebih dahulu sambil istirahat sejenak karena perjalanan yang cukup melelahkan dari kampus ke kosn yang lumayan jauh. " Ki, silahkan diminum dulu air nya, kamu pasti lelah kan?",Nizah menyodori aku air minum. " Makasih Nizah" ucapku." wah enak juga ya kosn perempuan, bersih sama rapih beda sama kosn cwo yang sering berantakan ?", basa-basi-ku ke nizah. " Ah biasa ajah ki, cuman aku sering rapiin dulu kmr ku ini sebelum berangkat ke kampus".
ujar nizah ke aku sambil tersenyum manis ".
Teringat bayangku dikelas tentang rambut di balik kerudung Nizah dan saat di kosn-nya penasaranku semakin menjadi-jadi. Aku-pun memberanikan diri untuk basa-basi bertanya ke Nizah dengan harapan nizah segera membuka kerudungnya supaya aku bisa menikmati keindahan rambutnya. " Nizah sebenernya itu apa sih di balik kerudung kamu, aku liat ada yang monjol di bagian belakang kerudungnya", ucap ku ke Nizah dengan sedikit gaya polos. Nizah pun langsung merespon,
" Oo ini Rambut aku yang aku iket supaya g gerah jadi memang bakal keliatan menonjol ", jawab Nizah sambil memegang tonjolan rambut-nya. Aku pun tak sabar dalam anganku pengen mencoba memegang tonjolan rambut Nizah itu yang ada di balik kerudungnya seperti tonjolan anu-ku di balik celana ku yang sudah horny. Aku pun Langsung berucap " Oo pantesan y keliatan menonjol di balik kerudungnya, Jadi pengen Nyobain pegang, Boleh g Nizah "?, ucapku ke Nizah dengan sedikit becanda. Nizah-pun merespon,"
Ah kiki ada-ada aja, ya boleh sekalian bukain kerudung aku ya ?" sambil menghampiriku dan duduk di depan-ku sambil membelakangi-ku. Aku Pun tak mensia-sia kan kesempatan itu yang membuat hati ku dan hasratku birahi-ku melambung tinggi. Saat aku duduk di belakang dia dengan jarak hanya beberapa cm saja aku mulai sedikit meremas-remas tonjolan rambut yang diikat di balik kerudungnya, Aku mulai mencium-cium tonjolan itu, wangi sekali kerudungnya. Nizah mulai menyadari kalau aku ...
sedang horny dan dia membiarkan
aksiku itu. Akal sehat ku sudah total menghilang dari otak-ku dan semuanya dipenuhi nafsu birahi yang memanas. Aku mulai membuka kerudunganya perlahan-lahan dan kulihat rambut panjangnya mulai tergerai dengan masih diikat seperti ekor kuda, tercium wangi rambutnya dan mendorongku mencium rambtunya dan menghirup wanginya, terlihat pundak yang putih dihiasi helaian rmbt di atasnya, aku pun langsung menciuminya sambil membelai rmbtnya yang penjang. tangan ku tidak diam di situ saja, saat ku ciumi rambtnya ,
tangan ku Mulai memeluk dia dari belakang, kedua tangan ku masuh ke bawah kedua lengah Nizah dan Aku mulai menjelajah Tonjolan Buah dada-nya kemudian meremas-remasnya, terasa empuk, kenyal dan aksi-ku membuat nizah mendesah dan merangsang dahsyat.
Di sela-sela suara desahan nizah, dia bilang " ki kamu ternyata nakal juga tapi enak juga nich, jangan bilang-bilang ya".. ah.. ah ah..". Aku pun langsung meyakininya " Tenang aja nizah, ini rahasia kita berdua, maafin aku ya, soalnya aku g tahan dengan kesexian mu ". ucapku ke nizah". Nizah pun pasrah dengan merespon" Iya Sayang". Dengan kepasrahan Nizah atas aksi Hot ku membuatku merasa semakin bergairah untuk menikmati setiap kenikmatan yang kurasakan dari tubuhnya.
Rambut Nizah yang masih diikat aku coba untuk melepasnya, pemandangan yang begitu indah ketika rambutnya terurai panjang menggairahkanku, aku belai-belai dan kuciumi rambut wanginya. Aksi ku tidak pusa di situ saja, Aku mengajak Nizah untuk berdiri, Dia pun menuruti kemanuanku, setelah Nizah berdiri posisiku tetap di belakang Nizah, Ku pandangi sejenak Pantat yang sangat berisi, Ku mulai menyentuh dan meremas-remasnya, lagi-lagi Nizah mendesah, "ah..ahhh.. hmmm.. enak sayang".
Kenikmatan itu semakin terasa tidak puas, aku pun menurunkan rock panjangnya dari pantat Nizah yang aku remas-remas. Terlihat CD Nizah berwarna merah muda semakin membuatku tak sabar menerbangkan burungku untuk hinggap di sana. Aku pun segera membuka celana jeans yang ku pakai sekaligus celana dalam ku, kontol ku menegang, tegak berdiri. Nizah pun penasaran dengan malu-malu mengocok kontolku. tapi tiu tidak lama. langsung aku buka bajunya sekaligus BH nya.
Terimakasih Anda telah membaca cerita ini. Saya tidak menyangka ternyata situs yg sudah aku tinggalkan hampir 2 tahun ini sudah memiliki banyak pengunjung hingga 12 ribuan. Saya sekarang sudah lulus kuliah dan saya sudah bertaubat dgn kesalahan masa lalu termasuk yg saya ceritakan di sini. Dengan saya bertaubat akhirnya cita cita saya tercapai. Kini saya berhasil jadi pengusaha sukses. Omset jutaan rupiah per hari sudah saya dapatkan.

Di Oral dengan Vibrator

Aku selalu merawat tubuhku karena aku mencintai tubuhku biar enak dipandang orang lain, biasanya 1 minggu sekali aku merawat tubuh di salon dengan merawat kulit, mandi susu, teman teman pada bilang kalau tubuhku seksi, dengan payudara ukuran 36B dan aku masih perawan, vagianku juga terawat dengan bulu bulu kecil.Hari itu aku dapat voucher menginap di sebuah hotel di Bali. Tadinya aku ingin mengajak teman-temanku. Tetapi aku berpikir mungkin aku ingin sendiri dulu.

Cerita Dewasa  – Dioral Sex Dengan Vibrator | Aku suka memakai bra yang mendorong dadaku naik. Sehingga dadaku terlihat lebih besar. Aku juga suka mengenakan rok pendek dan G string.Hari itu aku mengenakan rok yang sangat pendek hanya sepantat. Dan aku memakai kaos ketat berwarna putih dengan bra yang membuat dadaku sehingga terlihat lebih besar. Saat di toilet sebelum check in, aku sadar bahwa dadaku akan tampak lebih indah bila tidak dibungkus bra.Maka aku lepas braku hingga para tamu melihat padaku karena aku cantik, sexy dan tinggi seperti model-model porno yang mereka lihat di majalah.

Hari itu sangat panas. Aku merasa sangat horny. Ketika masuk ke kamar, aku langsung membuka jendela balkon. Kulihat, di sana langsung menghadap pantai, beberapa kelompok orang sedang berdiri memandang ke hotel arahku.
Lalu aku bertambah horny. Aku membuka kausku begitu saja, duduk di balkon kamarku. Mata-mata mereka memandangi dadaku yang telanjang dan mencuat itu. Aku berniat memanas-manasi mereka sambil pura-pura tidak peduli.
Aku meraba dadaku dan mencubit putingnya. Aku merasakan sensasi menggelitik. Mungkin karena aku sedang ditonton, juga karena memang aku sedang horny. Aku membelai perutku dan menurunkan sedikit rokku.
Cerita Dewasa  – Dioral Sex Dengan Vibrator | Mengelus-elus paha dan pangkal pahaku sementara tatapan mereka semakin nyalang. Aku pura-pura tidak melihat dan tenggelam dalam duniaku sendiri. Aku menyusupkan tanganku ke dalam rok dan mengusap-usap vaginaku yang mulai basah. Lalu aku mengeluarkan tanganku dan menghisapnya.Kemudian aku menungging di atas kursi dan menggosok-gosokan dadaku di kursi seperti kucing, lalu menggosok-gosokan vaginaku di lengan kursi.
Seakan aku juga terjebak dalam permainanku sendiri, aku menyambar handuk dan menutupi dadaku. Lalu aku menurunkan rokku dengan dramatis, agar mereka bisa melihat pantatku yang indah. Aku sengaja lebih menungging lagi agar mereka bisa melihat vaginaku dari belakang.
Aku merasa penontonku semakin banyak. Aku semakin berani. Kunaikkan kakiku di atas pagar balkon dan duduk di kursi dengan handuk menutupi dadaku. Lalu aku merentangkan kakiku selebar-lebarnya dan mengusap-usap klitorisku.
Seluruh tubuhku menggelinjang keenakan dan aku melenguh. Semakin lama aku menggosok vaginaku semakin cepat. Sentuhan di benjolan itu membuat tubuhku menggila. Aku berusaha menahan agar aku tidak cepat-cepat orgasme.
Aku menggosoknya lebih pelan dan agak turun intensitasnya. Lalu kupercepat lagi. Aku hampir menjerit saking nikmatnya. Lalu aku membuka vaginaku dengan tangan kanan dan tangan kiriku masih menggosok vaginaku dengan penuh nafsu.
Cerita Sex
Aku hampir orgasme. Aku benar-benar menjerit keenakan. Kulihat mereka terbengong dengan penuh nafsu. Dan aku pun akhirnya orgasme. Aku merentangkan kakiku semakin lebar dan kumasukkan tiga jari sekaligus ke liang vaginaku. Kukeluarmasukkan di permukaannya karena aku takut menerobos keperawananku.
Aku menutup mata dalam posisi jari dalam vagina. Beberapa saat kemudian, aku mengusap vaginaku lagi, kali ini dengan tangan meraba-raba dadaku sehingga handukku pun terjatuh. Aku menggosok-gosoknya sampai aku terduduk lemas saking enaknya. Lalu aku menjilat jari-jariku dengan tatapan nakal.
Mereka akhirnya tersadar bahwa aku melakukannya dengan sengaja. Tetapi aku tidak peduli. Mereka bertepuk tangan. Lalu aku berjalan masuk padahal aku semakin terangsang. Aku bermasturbasi dalam kamar sekali lagi. Hari itu sangat luar biasa bagiku.
Pada hari kedua, aku pergi ke kafe sendirian. Aku sedang dalam nafsu tinggi karena kemarin. Aku memakai rok mini dan bikini tipis yang menunjukkan jelas putingku. Aku tidak memakai celana dalam. Di kafe itu, lampunya cukup remang. Kemudian seorang cowok mendekatiku
“Mbak, sendirian?” tanyanya.
Kulihat tampangnya lumayan. Aku tersenyum dan bergeser untuknya. Ia terus melihat pada dadaku yang menjulang. Kukatakan padanya dengan blak-blakan.
“Kuizinkan kamu melakukan oral sex padaku. Tapi kita harus melakukannya di sini.” kataku.
“Di sini?”, tanyanya sambil melihat ke sekeliling kafe remang itu.
“Takut?” tantangku. Dia menggeleng.
Ia melumat bibirku sementara tangannya menjelajahi buah dadaku.
“Gue bener-bener beruntung! Lanjutinnya dimana?”
“Nggak ada lanjutin. Aku cuma mau kamu ngoral aku.” kataku. Ia berhenti sejenak.
“Bagianku?”
“Mau nggak?” tanyaku menuntun tangannya menyusup di balik rok dan menyentuh vaginaku yang basah.
Ia menggigit putingku dari luar bikini. Aku menggelinjang dan mulai bersandar santai pada sofa. Ia meremas-remas dadaku sementara tanganku bermasturbasi sendiri. Aku menjerit kecil sehingga mata-mata nakal mulai melihat.
Aku bertambah basah. Dia melepaskan bikiniku dan melumat dadaku sementara aku memangkunya. Aku merasakan penisnya menegang. filmbokepjepang.net Ia melumatku semakin dahsyat dan aku menjerit lagi. Ia lalu menyusupkan tangannya ke dalam celana dalamku dan menggosok naik turun vaginaku. Aku terkikik antara geli dan nikmat.
Ia berjongkok dan kuturunkan rokku ketika aku masih berdiri dengan dada telanjang. Pandangan mesum mengarah padaku tetapi aku tidak peduli. Mukanya telah menghadap tepat pada vaginaku yang kubuka lebar.
Saat lidahnya menjilat, aku merasakan sensasi luar biasa. Tubuhku menggelinjang nikmat. Ia menjilat sambil jarinya terus menggosok vaginaku. Aku menjerit-jerit. Lalu jarinya dimasukkan ke dalam vaginaku. Sakit rasanya. Aku takut kehilangan keperawananku.
“Aku masih perawan.” ujarku. Ia tertawa. Sebagai balasannya, ia menggigit kecil klitorisku hingga aku menjerit.
“Tenang aja” jawabnya.
Lalu ia memasukkan jarinya pelan-pelan. Rasanya aneh. Lalu ia memutar-mutar jari-jarinya di dalam vaginaku. Aku mulai merasakan nikmatnya. Aku mengangkat pantatku dan meminta lebih. Ia mulai mempercepat gerakan jarinya sambil juga menjilat klitorisku.
Sesekali digigitnya. Aku tidak tahu lagi aku dimana. Aku hanya merasa nikmat. Mereka juga memandangiku. Aku begitu bahagia. Aku orgasme. Aku benar-benar lemas. Tiga kali aku dibuatnya orgasme tanpa ia perlu melepas celana.
Kemudian ia memakaikan rok dan bikiniku. Ia melumat bibirku saat kami selesai. Ia berkata dengan nada lembut dan nafas berderu.
“Aku mau lebih. Aku mau merawanin kamu.” katanya. Aku tersenyum
“Nggak bisa.” kataku.
“Kenapa?” tanyanya.
“Buat aku jatuh cinta.” Kataku.
Cerita Dewasa – Dioral Sex Dengan Vibrator | Ia membuktikannya. Ia mengabulkan apa mauku. Kami berulang kali bercinta di hadapan umum. Semakin hari semakin gila. Aku tidak ingin pulang dibuatnya. Suatu hari kami bercinta di pantai. Di lain hari kami bercinta di laut.Kami berkali-kali memotret diri sendiri dan merekamnya untuk kami tonton sendiri ataupun untuk disebarkan. Saat menontonnya sendiri ataupun menyaksikan orang lain yang menonton, kami menjadi horny dan bercinta di mana saja selama belum diusir.
Tetapi akhirnya aku meninggalkannya saat pulang ke kotaku. Aku masih lebih suka mempertontonkan diri sendiri. Kali ini aku berani menggunakan vibrator.
Akhirnya aku bisa benar-benar jatuh cinta pada seseorang. Ia adalah kakak temanku. Hari itu aku dan teman perempuanku sedang menonton film porno di rumahnya.
Kami sama-sama suka bermasturbasi. Saat itu kami sedang bugil, lalu aku sadar bahwa kakaknya ada di kamar sebelah. Lalu muncul ide gila ini. Kami akan melakukan adegan sex dengan pintu terbuka. Saat itu orang tua temanku sedang tidak ada.
Aku buru-buru melepas pakaianku, tetapi masih memakai G String. Lalu aku duduk di kursi kulit dan menghadap pintu. TV kami matikan. Temanku yang ternyata biseks mulai menjelajahi dadaku. Rasanya aneh.

RINA

Sebelum bercerita, aku pengen ngenalin diri terlebih dahulu. Nama ku Rina,campuran ambon manado. Aku ingin menceritakan kisahku ketika aku masih berumur 15 thn dan belum terjamah oleh lelaki manapun.

Tinggi 161 cm,berat 50 kg, Buah dada ukuran 34 b, rambut panjang kulit sawo matang. Tampang sih biasa2 aja,cm yang menonjol adalah buah dada n bodyku yang bisa menggiurkan agan2 para pembaca ceritaseks15 sekalian. Penilaian ini aku ambil dr pendapat teman2ku yg sering memuji akan ukuran buah dadaku maupun bodyku (krn udah berbentuk ketika aku masih berumur 15 thn). Ok,masuk ke cerita ku yah…
Aku yg ingin mendapatkan pendidikan lebih baik terpaksa harus melanjutkan sekolah di luar daerah setelah aku lulus SMP. Akhirnya suatu kota pun menjadi pilihanku,dan ortuku setuju agar aku bersekolah di daerah itu.
Setelah segala urusan utk masuk sekolah selesai,mamiku yg mengantar kembali ke daerah asalnya,tinggalah aku sendiri di tempat kostku.
Hari-hari aku lewati dengan penuh perkenalan,baik di sekolah maupun tempat aku tinggal. Salah satunya aku berkenalan dgn badri,keponakan pemilik kost. Kostku semi permanen dan 2 tingkat,kamarkupun terletak di lantai 2. Tempat favoritku di teras atas,krn kalau udah duduk di situ..pasti mata ini jadi sayup terkena hembusan angin sepoi2… ketika aku duduk2 diatas,aku sering dapatin mata si badri melototin aku klo pas dia juga lagi nyantai disitu. Sebagai cewek,naluriku mengatakan aku harus waspada terhadap badri,


krn tatapannya itu bagaikan singa yg ingin menerkam mangsanya. Aku hanya pura2 gk tau aja klo sering di lihat napsu ma si badri,klo dia ajak cerita aku ladenin aja,daripada gk ada kerjaan di kost n takut di anggap sombong ma si badri. Klo lagi ngobrol2 gitu ma badri,matanya sering curi2 pandang ke arah buah dadaku yang membusung. Walaupun umurku baru 15thn,aku udah punya susu yang besar dan aku gk malu2 utk membusungkan dadaku,gk seperti kebanyakan cewek2 lain yg sering gk PeDe n membungkuk utk menutupi buah dada mereka yg besar.
Suatu malam…. ketika aku pulang dr acara HUT temenku,krn gerah aku pun memutuskan utk mandi walaupun sebenarnya pada saat itu waktu sudah menunjukan pukul 9. Satu persatu kain yg menutupi badan aku lepaskan… perlahan kupegang pengait tali BH ku utk melepaskannya,ketika BH terlepas dan susuku langsung mekar indah tanpa ada penghalang lagi..,tiba2 ada bunyi mencurigakan di atas loteng…sejenak aku lihat keatas kemudian akhirnya aku berjalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan lagi bunyi tersebut.
Segera handuk kulepas dan juga celana dalamku yg belum sempat ku buka td. Aku mulai menyirami tubuhku dengan air yg dingin… terlebih dahulu bagian kepala yg aku siram,katanya sih supaya tubuh dapat menyesuaikan suhu air dan bisa mencegah flu akibat mandi malam. Setelah itu barulah ku guyur seluruh badanku dgn air. Kurasakan setiap alur air yg merambat mengikuti lekuk2 tubuhku,menuruni leher sampai ke sela2 susuku… turun lagi sampai vaginaku yg sudah di tumbuhi bulu2 halus. Aku mulai menggosok badan dengan sabun hingga ke ujung2 kaki…tidak lupa tanganku singgah sebentar di vaginaku utk membersihkannya… ku gosok2 belahan vaginaku sampai terkadang rasa geli menghampiriku…
Setelah mandi aku pun kembali ke kamar. Malam ini kurasakan hawa nya berbeda,panas… dan seperti biasanya klo begini,aku tidur hanya menggunakan CD dan BH. BH yang aku ambil dan pakai kali ini udah agak kekecilan atau mungkin susuku yang udah bertambah besar sehingga pengait BH ini sudah susah utk aku kaitkan… akhirnnya karena kesal aku pun melepaskan BH itu. Akhirnya aku pun tidur hanya menggunakan CD aja.
Dalam asiknya2 tidur… aku merasakan seperti ada yang sedang menggoyang-goyang tubuhku… namun krn rasa ngantuk yg sangat… maka aku gk langsung bangun,hanya membuka mata perlahan-lahan…
Samar2 gk ada yg terlihat krn gelapnya kamarku… namun ketika mata mulai menyesuaikan dengan keadaan gelapnya kamar,di bantu dengan cahaya yg berpancar lewat fentilasi,kudapati ada sesosok tubuh di ujung tempat tidurku… krn kaget aku langsung bangun sambil menutup badan dengan selimut…
Lelaki yang berada dalam kamar itupun sudah tidak mengenakan apa2 lagi… serasa aku ingin teriak sekencang-kencangnya namun tdk ada tenaga seakan di terhipnotis oleh keadaan ini. Mataku mulai melihat sesuatu yang nampak menonjol dr pria itu… tonjolan yang selama ini belum pernah aku lihat secara langsung…
Terdiam seakan dihipnotis,aku hanya melihat lelaki itu mengitari tempat tidurku…. perlahan mulai naik dan skrg dia dekat skali dgn ku sehingga aku dapat mengenalinya…. dia menutupi mulutku dan mengatakan bahwa klo aku sampai teriak maka kita akan sama-sama tanggung malunya. Aku hanya terdiam tidak menyangka akan terjadi seperti ini… air matakupun mulai menetes satu demi satu…
Badri melihatku yang hanya diam saja mulai melepaskan tangannya dari mulutku… dan mulai menurunkan selimut yang menutupi leher hingga ujung kakiku… aku hanya pasrah ketika tangannya mulai menyentuh susuku… di remas susuku secara perlahan,di usap2 hingga ke ujung pentil… kemudian tanggannya mulai turun ke perut sampai ke celana dalamku. Di usap2nya vagina ku dari luar celana dalam,dari celahnya dia mulai memasukan tangannya utk menyentuh langsung vaginaku… bagaikan tersengat listrik ketika ujung jarinya mulai menyentuh bibir vaginaku…


Tiba2 ada keinginanku utk melepaskan diri,mempertahankan kehormatan yang aku punya… aku dorong badri sekuat tenaga… badri yg badannya besar dan tinggi itupun terjatuh dr tempat tidur… secepatnya aku menutup badanku dengan selimut dan lari menuju pintu,namun badri sudah menangkap dan memelukku dr belakang kemudian membantingku kembali ke tempat tidur….
Aku tergeletak tak berdaya… selimut yang menutupi tubuhku sudah di pindahkan,aku terlentang… susuku kini mengacung tinggi ke atas menunggu hisapan dari badri… celana dalamku kini sudah di lepas… dan aku siap utk di setubuhi oleh badri…
Namun ternyata badri bukanlah orang yang ingin cepat2 menghabiskan hidangannya… dia perlahan mulai menjilati kakiku sampai ke pahaku. Badri terdiam sejenak memandangi vaginaku yang sudah ada di depan matanya…. tiba2 bagaikan singa yang lapar,mulutnya langsung menerkam vaginaku… dijilatinya dengan rakus,sela2 vaginaku di hisap dan di tarik-tarik menggunakan mulutnya… kelentitku di hisap… aku mulai merasakan suatu kenikmatan yg belum pernah aku rasakan… ini adalah kejadian pertama dalam hidupku…. aku mulai menutup mata merasakan setiap jilatan liar di vaginaku…
tiba2 badri berdiri kemudian menyuruhku utk menghisap penisnya.
Perlahan aku bangun dari posisi tidurku… Badri menyodorkan tonjolan yang pertama aku lihat td… sambil tutup mata,kubuka mulut dan menerima penis badri yang besar dan panjang itu di dalam mulutku.. mulutku terasa sesak oleh penisnya,di dorong-dorong penisnya di dalam mulutku sampai terasa kena di dinding tenggorokanku… di maju mundurkannya secara perlahan kepala ku hingga susuku pun ikut bergoyang…
Setelah badri puas,dia mulai menindih ku… ujung penisnya kini diarahkan di depan vaginaku.. krn vaginaku sudah licin akibat hisapan badri di tambah dengan cairan dr vaginaku sendiri,badri menggosok-gosokan kepala penisnya yg sudah di sunat itu di vaginaku…kemudian perlahan di memasukan penisnya yang besar dann panjang itu… aku hanya bisa menggigit bibirku dan menutup mata… aku rasakan penisnya mulai merobek setiap inci dlm vaginaku,masuk secara perlahan-lahan hingga akhirnya tembuslah perawanku… aku merasakan perih yg luar biasa di dalam vaginaku…. darah mulai menetes keluar dr dalam vaginaku… badri terlihat senyum penuh kemenangan krn sudah berhasil menjebol pertahananku…
badri mulai menggenjot perlahan penisnya,,sedangkan aku masih bertahan dengan rasa perih yg kurasakan… terasa vaginaku akan sobek utk kedua kalinya ketika badri menusukan sepenuhnya penisnya didalam vaginaku… terasa ujung penisnya menyentuh rahimku…. mataku membelalak ke atas hingga hanya putihnya yg kentara sambil tanganku meremas bahu badri….
perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan sodokan badri,aku mulai merasakan kenikmatan ketika penisnya masuk penuh ke dalam vagina ku….
ohhhh… terus sayangggg…. enak banget…. ucapku perlahan di tepi telinganya…
kedua kakiku kini mulai menekan pantatnya agar bisa menusukan lebih dalam lagi penisnya…
aaaahhhhh….. sayanggggg…. suaraku mulai agak serak menandakan aku udah mendekati klimaks.
Iya sayaaaannnggg… bentar lagi kita keluarin bareng2 yaaaaggghhh…balas badri tanpa mengurangi tempo goyangan penisnya….
Mendadak sodokan penis badri menjadi cepat… aku yg sudah sangat kenikmatan sontak langsung meremas rambut badri,,dan badri kembali mencumbuiku dengan ganasnya,telinga dan leherku dijilatinya dengan buas….. tempat tidur berderak derik bagaikan sedang di pacu… tiba-tiba aku merasakan kenikmatan tiada taranya dan seperti ada yg akan meledak dr dalam tubuhku…. penis badripun kurasakan bertambah besar dan panjang menambah kenikmatan klimaksku…
Hingga akhirnya keluarlah air kenikmatanku dan kedutan2 vaginaku,aku hanya bisa melenguh kenikmatan…. ooooohhhhh oooooohhhh oooooohhhhh dengan mata tertutup sambil meremas-remas rambut,bahu dan bagian belakang tubuh badri…. sungguh kenikmatan tiada tara yang kurasakan…
Tak lama kemudian badripun mencapai klimaksnya di dalam vaginaku sambil meremas susuku yang udah kenceng banget… kurasakan semburan yg hangat keluar dr ujung penis badri sambil dia menciumku liar…. tanpa kusadari pantatku ikut bergoyang menerima klimaksnya badri…
Kami berdua terdiam sejenak sambil menikmati sisa-sisa klimaks kami… hingga akhirnya penis badri terasa mengecil di dlm vaginaku. badripun bangun dan menyalakan lampu kamar….
Krn malu aku hanya bisa menutup muka dengan kedua tanganku seakan tak percaya dengan kejadian ini…
Seakan mengetahui kegalauanku,badri menghampiriku dan berbisik bahwa dia mencintaiku dan akan bertanggung jawab atas perbuatannya.

NINA

Hari Minggu ini aku libur, jadi aku bisa bangun agak siangan karena semalam aku memang tidur agak larut. Seperti biasa aku sibuk membuka email yang masuk dari para pembaca sumbercerita.com. Animo pembaca sumbercerita.com untuk kontak denganku memang luar biasa sekali hingga terus terang aku agak kewalahan untuk menyeleksinya. Ada beberapa pembaca yang penasaran dengan aktifitas dan kehidupan sex-ku, mereka menanyakan lewat emailnya hingga aku kesulitan juga kalau harus menjawabnya satu persatu. Mereka ada yang sepertinya peduli akan diriku, terima kasih deh! Walau usiaku sudah beranjak 28 tahun, aku memang belum married. Sorry, bukannya aku tidak laku dan bukannya juga GR lho! Aku cukup cantik dan menarik, tinggiku 170 centimeter, bibirku tipis mungil menggairahkan. Bentuk buah dadaku indah, warna putingnya merah muda sedikit kecoklatan, hanya ukurannya yang aku sendiri tidak tahu, karena aku sejak kecil tidak pernah dan tidak suka menggenakan bra. Jadi hingga kini aku tidak pernah punya BH, karenanya seiali lagi aku tidak tahu ukuran payudaraku sendiri. Cuaca kota Surabaya beberapa bulan belakangan ini memang sangat panas, terlebih di saat malam hari. Aku memang terbiasa tidur tanpa busana, terkadang paling hanya menggunakan celana pendek tipis yang bentuknya mini dan agak longgar, dengan tanpa menggunakan CD di dalamnya. Kupikir juga tidak ada gunanya aku tidur dengan memakai CD yang bentuknya juga sangat mini. Aku memang memiliki banyak CD beraneka warna, tapi modelnya hanya ada dua macam saja, yang satu model G String yang bentuknya berupa seutas tali nylon yang melingkari pinggangku. Selebihnya tersambung seutas tali nylon lainnya yang melilit ke bawah melewati selangkanganku melalui belahan pantatku yang sintal, dan di ujungnya tersambung dengan secarik kain sutera tipis berbentuk segi tiga yang lebarnya tak lebih dari seukuran dua jari saja. Aku bukanlah type wanita yang munafik, karenanya aku suka sekali dengan situs sumbercerita.com, di sini aku bisa mengekspresikan diriku yang sebenarnya tanpa perlu berpura-pura, yang menurutku adalah kemunafikan belaka. Sebenarnya kebutuhan sex antara pria dan wanita itu sama, hanya saja kaum pria lebih bebas menyalurkan hasratnya, apa lagi untuk membahasnya, namun ini sepertinya tidak berlaku bagi kaum wanita, sedangkan kebutuhan antara pria dan wanita itu sebenarnya sama saja, kenapa harus dijadikan sesuatu yang tabu? Ini tidak fair. Semalam, walau sudah larut aku masih belum dapat memejamkan mata untuk tidur. Karena selain udara yang cukup panas sehingga AC seakan tidak mampu lagi memberi kesejukan dalam kamarku, juga karena guling yang kujepit di antara selangkanganku tiba-tiba memberikan rangsangan pada pangkal pahaku yang tanpa penutup itu. Pelan-pelan gulingku kugesekkan naik turun di selangkanganku sehingga menambah kenikmatan. Kurang puas dengan apa yang kulakukan, gulingku kusingkirkan, kuubah posisi tidurku menjadi telentang, kutarik kakiku dan kutopangkan telapak kakiku di tempat tidur dalam posisi pahaku kukangkangkan selebar mungkin, sehingga posisi kemaluanku terbuka lebar dan vaginaku tampak jelas sekali dari arah depanku, namun sayangnya saat itu tidak ada orang yang memandanginya. Tapi aku yakin bila ada lelaki siapapun dia, apabila saat itu memandangi pangkal pahaku yang terbuka lebar seperti itu pasti akan terangsang melihat vaginaku yang bersih. Bulu-bulu kemaluanku hanya tumbuh di bagian atasnya saja, bentuknya yang indah menempel menyeruak ke atas dengan rapi. Bila bibir vaginaku dikuakkan maka akan terlihat dinding vaginaku yang berwarna merah muda dan menggairahkan pria manapun untuk segera menjilatnya. Kugosok klitorisku dengan menggunakan jari tangan kananku, sementara jari tangan kiriku kucoba untuk menyusup ke dalam liang vaginaku, kondisi liang vaginaku yang sudah basah oleh lendir birahi memudahkan jari-jariku masuk menembus ke dalamnya. Kukocok-kocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang vaginaku sehingga cairan hangat berlendir yang keluar dari dalam rahimku semakin banyak saja membasahi liang senggamaku. Aku merasakan akan mencapai orgasme, maka gesekan jari tanganku di ujung-ujung klitorisku pun semakin kupercepat. Demikian pula kocokan jari tangan kananku yang sejak tadi berada dalam liang vaginaku, kugesek-gesekkan ke dinding vagina bagian dalam, sesekali jari tengah dan telunjukku menggosok benjolan yang tumbuh di dalamnya. Aku merasa geli bercampur nikmat hingga rasanya seperti ingin kencing saja. "Uu.. Uucch! Aa.. Aacch!" Keringat dingin membasahi dahiku, badanku menggigil bagaikan orang kejang, pantatku kuangkat dan kugoyang-goyangkan berputar mengimbangi irama kocokan jari tangan kananku yang semakin cepat mengocok liang vaginaku. Dan vaginaku semakin basah oleh cairan bening yang mengalir semakin deras keluar hingga meleleh membasahi sprei tempat tidurku. "Oo.. Oocch!" Aku melenguh sambil melepaskan napas panjang melepaskan orgasmeku. Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Dapat kurasakan semburan di liang vaginaku hingga membasahi jari-jariku yang masih berada di dalamnya, cairan yang keluar sedikit agak kental, banyak sekali sehingga sprei di bawah pantatku lebih basah lagi. Aku yakin kalau apa yang kuungkapkan selama ini di sumbercerita.com juga pernah dirasakan wanita lain, bahkan pernah juga dilakukan oleh wanita lain, hanya saja mereka tidak berani mengungkapkannya. Bisa dibayangkan bagaimana tersiksanya seorang wanita saat masa usia puber, dia juga butuh sentuhan dan belaian. Mereka juga butuh penyaluran atas libidonya, maka salahkah mereka bila melakukan masturbasi? Sedangkan mereka juga bisa terangsang, baik oleh pemandangan yang dia lihat maupun oleh tulisan erotis seperti yang ada di sumbercerita.com. Namun selama ini rasanya jarang ada wanita yang berani berterus terang, itulah yang menjadi alasanku untuk bebas mengungkapkan keadaanku yang sebenarnya, dan aku bebas menentukan pasanganku untuk melampiaskan hasrat sex-ku. Namun bukan berarti aku begitu saja memilih pasanganku. Aku lebih suka memilih yang sudah berumah tangga, karena lebih yakin kalau mereka tidak membawa penyakit yang membahayakan. Selain itu aku lebih suka memilih mereka karena biasanya mereka sudah lebih matang dan dewasa. Yang jelas biasanya mereka sudah bisa lebih bertanggung jawab. Tanggung jawab di sini yang kumaksud bukan kalau nantinya aku hamil akibat hubungan tersebut mereka harus bertanggung jawab, tapi tanggung jawab yang kumaksud adalah mereka melakukannya dengan tanpa banyak tuntutan seperti misalnya ingin menikahiku, ingin mengekangku dan sebagainya. Beda sekali dengan anak-anak muda yang masuh ingusan, biasanya ego mereka lebih tinggi, yang lebih pasti tuntutannya juga banyak sedangkan hak dan kewajiban orang lain sering mereka abaikan. Ini juga bisa kulihat dari email yang mereka kirim, maunya berkenalan tapi saat diminta memenuhi persyaratannya saja mereka langsung ngacir. Banyak juga email yang datangnya dari kaumku, mereka curhat atas kehidupan sex-nya, mereka ingin tapi takut. Menurutku ini aneh, mengapa kita mesti takut? Yang penting kita melakukannya berdasarkan suka sama suka dan jangan ada tuntutan. Why Not? Seperti email yang datangnya dari Nina (nama samaran), Nina mengatakan kalau untuk mengatasi libidonya serta menyalurkan hasrat sex-nya, ia hanya melakukannya sebatas masturbasi saja. Pernah juga dia melakukan oral sex dengan mantan pacarnya, namun sampai hari ini dia masih merasa bersalah. Nina pernah meneleponku dan menceritakan pengalamannya saat dioral oleh pacarnya, Nina mengaku mendapatkan kenikmatan dan mencapai orgasme saat di oral tersebut. Masih terbayang olehku cerita Nina saat bibir mulut pacarnya dengan penuh nafsu mengulum habis bibir vaginanya. Lidah pacarnya sengaja dijulurkan sepanjang mungkin saat mengulum bibir vaginanya. Lidahnya menyeruak masuk ke dalam liang vaginanya yang masih perawan itu. Pantat Nina terangkat seakan menyambut jilatan sang pacar, pahanya mengempit kepalanya sambil kedua tangan Nina menjambak rambut kepala sang pacar. Tarikan ini membuat kepala sang pacar lebih rapat lagi menempel di selangkangan Nina, sehingga muka sang pacar terbenam penuh di bagian luar vagina Nina. Tangan kiri pacar Nina bergerilya di payudaranya yang berukuran 36, ujung puting susunya dipilin-pilin dengan jari hingga membuat Nina lebih menggelinjang lagi, pantatnya digesek-gesekkan sehingga bibir vaginanya lebih terasa digaruk oleh bibir mulut pacar Nina. Tiba-tiba Nina merasakan ada sesuatu yang akan meledak dalam rahimnya, tak lama kemudian Nina merasakan seperti sedang kencing namun rasanya nikmat sekali. Inilah yang dinamakan orgasme. Akhirnya Nina pun mengalami orgasme yang pertama kali dalam seumur hidupnya, nikmatnya sungguh luar biasa kata Nina saat menceritakan pengalamannya padaku. Kurasa masih banyak wanita di muka bumi ini yang mengalami hal yang sama dengan Nina, masih gadis dan masih malu-malu melakukan hubungan sex, walaupun berhubungan dengan metode yang paling aman sekalipun, seperti oral sex yang pernah dilakukan oleh Nina bersama pacarnya. Terus terang aku merasa heran pada kaumku yang seperti ini, mengapa kita harus munafik? Di satu sisi kita mau bahkan merasakan sangat membutuhkan sebuah pelampiasan untuk melepas hasrat yang membelenggu, namun di sisi lain kita harus diliputi rasa takut dan was-was. Memang harus diakui bahwa di negara ini hal-hal yang menyangkut masalah sex masih tabu dan dilarang dilakukan oleh wanita yang belum bersuami, namun tidak ada yang dapat memberikan solusi apa yang harus dilakukan oleh wanita yang belum bersuami untuk dapat menyalurkan hasratnya. Ini berbeda dengan kaum Hawa yang secara normatif seakan lebih bebas melakukan apa saja baik sebelum maupun setelah dia berumah tangga. Terus terang bagiku ini tidak adil, karena sejujurnya kaum wanita juga memiliki hasrat yang sama tentang sex, mengapa mereka tidak boleh melakukan atau menikmatinya sebelum berumah tangga atau hanya boleh dilakukan dengan suaminya saja, sedangkan tak jarang kita ketahui banyak suami yang masih suka mencari yang lain di luar rumah. Sebagaimana pepatah mengatakan, rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput di halaman rumah kita sendiri.

MEMEK BASAH

Aku lea umur 28 thn. umur perkawinanku baru 5 bulan tapi aku mengulagi kegilaanku sebelum menikah...
BERSELINGKUH DENGAN KAKAK IPARKU.

aku akan mulai cerita kebejatanku dari pertama kali aku berhubungan seks dng suami kakakku.

sebelum kawin aku tinggal dgn kakakku, mbak shinta yg sdh berkeluarga. suaminya,mas toni adalah pria yang ramah sabar, dan hangat. sementara mbak sinta wanita mandiri yg agak galak.
aku dan mas toni sangat akrab. aku menganggap dia seperti kakak kandungku sendiri. kami bahkan bkerja di gedung yg sama di t.b. simatupang walau lain kantor. ini membuat aku selalu nebeng motornya pulang pergi kantor.
tapi keakraban kami dgn cepat berubah menjadi perselingkuhan.

waktu itu aku berumur 26 thn dan mas toni 30 thn.
hari itu jumat, pulang kantor aku minta diantar ke depok. pulang dari depok menuju kerumah kami di pancoran turun hujan. kami akhirnya berteduh di dekat UI. waktu itu sekitar jam 9 malam.

di pos jaga yang agak remang semua itu dimulai.
aku duduk agak rapat dng tubuh mas toni. 15 menit kemudian ia memeluk dan mencium bibirku. aku kaget sekali, baru kali itu bibirku dilumat seorg pria. kutolak tubuhnya.

aku tdk bisa berbicara.
tanpa kuminta, mas toni bercerita ttg perasaannya selama ini. ia terangsang dgn tubuhku yang katanya seksi. payudara dan pantatku membuatnya sering berfantasi sdg bercinta dngku. ditambah kebiasaanku yg sembrono berpakaian di rumah yang tdk memakai BH membuat susuku merangsangnya. ia bahkan tdk bisa melupakan tubuhku yg telanjang di kamar mandi. mas toni berpikir aku sengaja menggodanya.
aku ingat memang pernah lupa mengunci kamar mandi dan ia melihatku bugil. walau semua sdh aku lupakan tapi itu membekas dipikirannya.

aku merasa bersalah krn membuatnya salah sangka. maka ketika ia menciumku aku tdk bisa menolaknya.

ia melumat bibirku, lidahku bahkan melepaskan blous-ku dan mencumbui payudaraku.
awalnya aku diam saja tapi rangsangannya membuatku membalas birahinya. aku sgt menikmati pagutan dan cumbuan liar dan panas kami.

sampai dirumah aku coba bersikap biasa. malamnya aku tdk bisa tidur, perasaanku bercampur aduk.

jam 3 subuh aku bangun ke kamar kecil, rupanya mas toni sedang nonton di ruang tengah.
ia menarikku keruang tamu dan membujukku utk meneruskan cumbuan kami.
aku takut sekali tapi entah kenapa aku tdk bisa menolaknya.
dan diatas karpet ruang tamu yg gelap, keperawananku kuserahkan dengan rela pada mas toni.

entah apakah karena belum pernah bersentuhan dgn pria, pengalaman seks malam itu rasanya sungguh luar biasa.
kami bergumul telanjang, aku yg mulanya diam saja mau tak mau bergelinjang liar. tubuhku dijilati, diciumi, digigit lembut.
susuku diremas, putingku diisap bahkan pantatku-pun dijilati. nikmat menyerang tubuhku, aku rasanya ......terbang.

nafas kami memburu dan kami mengerang-erang tertahan.
dan yg paling tdk bisa kulupa adalah mas toni memaini vaginaku dgn mulut dan lidahnya. lidahnya menggeliat dlm liangku seperti ada ular yg masuk kedlm lubang vaginaku.

entah apa namanya, susah menjelaskan rasa apa yg menyelimuti tubuhku.
setelah tubuhku mengejang-ngejang yg rupanya adalah awal orgasmeku dan vaginaku terasa basah berlendir, mas toni menusuk vaginaku dgn kontolnya.
vaginaku sakit karena tusukan kontolnya tapi nikmat.

setelah beberapa kali kocokan akhirnya...terdengar bunyi halus, SLEEPPP... terasa benda keras menerobos vaginaku dan menyentuh dasarnya. benda itu berdenyut lembut dan hangat. bisa kurasakan dinding vaginaku bereaksi meremas kontolnya. ini memberi sensasi yg membuat kakiku terasa lemas. vaginaku terasa hangat. terasa mas toni menekan kontolnya sedalam mungkin.

karena terhanyut dgn keadaan itu tanpa sadar, tanganku yg sedari tadi meremas pantatnya, menarik pantatnya agar kontolnya tertanam lebih dalam.
sakit, nikmat itu yng memenuhi vaginaku.

setelah beberapa menit. akhirnya mas toni bergerak mengocok vaginaku. terasa kontolnya keluar masuk. pantatku tanpa diperintah bergoyang kanan-kiri.
akal sehatku menolak tp tubuhku tdk bisa menolak setiap tetes kenikmatan yg mas toni berikan.

inikah yg mbak shinta nikmati di ranjangnya. inikah yg membuatnya berdesah, merintih, dan mengerang kalau kebetulan aku lewat dekat kamarnya dimalam hari.
aku telah mengambil kenikmatan ini dr mbak shinta.

setelah beberapa saat, tubuhku serasa terbang, kocokannya makin cepat dan ganas. vaginaku terasa letih dan sakit tapi aku tdk ingin berhenti karena kontol mas toni yg begitu nikmat.

aku melenguh pelan... nikmat...aku sampai, orgasme.
tubuh mas tonipun terasa menegang, keringatnya dingin tp kulitnya panas. ia mencabut kontolnya dan spermanya disemprotkan kepahaku. ia melenguh tertahan panjang dan tubuhnya jatuh menindihku.
aku membuatnya orgasme.

dikamar mandi ada darah segar dan lendir licin hangat divagina dan selangkanganku.
keperawananku hilang tapi aku tdk menyesal karena tubuhku terasa nikmat.

sehebat itukah mas toni atau nikmat yg luar biasa ini karena ini pengalaman pertamaku?

setelah malam itu aku sempat menolaknya karena takut ketahuan mbak shinta tapi karena sudah tahu rasanya seks kemudian aku berdalih toh mbak shinta kasar pada mas toni aku kasihan pada mas toni akhirnya kami menjadi sepasang kekasih yg dimabuk birahi.
aku tdk pernah menolak ajakan mas toni utk bercinta.
ia mengajariku berbagai macam cara menikmati seks.
aku paling tdk tahan jika vaginaku dioral ......olehnya. itulah yg paling aku suka saat bercinta dgnnya.

dari semua permainan seks terlarang kami ada satu yg paling aku sukai.
ada saat dimana selama seminggu mbak shinta pulang purwokerto karena ibu kami sakit. karena aku tdk dapat cuti, aku tinggal dirumah berdua saja dgn mas toni.

lima hari aku menggantikan mbak shinta menjadi istri mas toni. itulah saat terindah dan paling memuaskan selama hampir dua tahun kami berselingkuh.

hari pertama mbak shinta pergi, sorenya kami bercinta di kamar mandi. kami saling memandikan. mas toni mengoral vaginaku dibawah siraman shower. setelah itu kami lanjutkan di ranjang kamarnya.

saat itulah pertama kali ia memintaku mengoral kontolnya. memang aku suka vaginaku dijilati mas toni tapi aku takut jika harus menghisap kontolnya.
tapi ia selalu punya cara membujukku.

dalam keadaan fly setelah selesai bercinta, ia menjelaskan ttg betapa senangnya pria jika kontolnya di hisap pasangannya, mengoral kontol tdk berbahaya dan lebih bersih dr pd vagina, lagipula kami sdh mandi katanya kemudian ia merangsangku lagi.
pahaku dibuka, vaginaku di gosok-gosok dng wajahnya, bibir vaginaku yg bulunya sdh kucukur dijilatinya. klitorisku diisapnya. aku mulai terangsang lagi.
tubuhku merinding keenakan. "ssshhh....." aku mendesis enak.

saat aku hampir sampai mas toni berhenti. aku protes krn aku sebentar lagi kepuncak. tapi mas toni hanya memutar posisi. wajahnya masih divaginaku, tapi tubuhnya diatasku, kakinya mengangkagi wajahku, kontolnya skrg tepat didepan wajahku.

batang kejantanannya ereksi, tegang. warnanya coklat gelap, panjangnya mungkin 16 atau 17 cm tapi terlihat besar dan menakutkan. ada urat yg menyembul membuatnya kelihatan gemuk.
kontol ini rasanya menakutkan tapi enak sekali jika masuk vaginaku.
aku mengerti mas toni minta diisap.
mas toni mulai lagi memaini vaginaku, lama-kelamaan kontol itu terlihat manyenangkan, apakah aku fly lagi?

"pegang sayang, remas yg lembut" bagai tersihir aku meremas. kontolnya hangat berdenyut. mas toni mengerang
"nikmat...OOOO......leaaa.........." melihat mas toni bergetar aku makin semangat.
kukocok kontol itu pantat mas toni bergerak-gerak. geliat lidahnya di vaginaku makin cepat dan dalam, aku makin keenakan dan membuatku makin bernafsu memberi kontol mas toni kenikmatan.

entah kapan, kontolnya skrg ada dlm mulutku, mas toni mengerang, "eeerrrggghhhh........."
kuisap, kukulum kontolnya. tubuhku yg meriang karena vaginaku dioral memaksa mulutku terus mengocok kontolnya dgn mulutku.
kontol mas toni lama-kelamaan makin enak dan meggairahkan.
aku baru sadar ......kalau kontolnya enak sekali.

mas toni tdk melepas mulutnya dr vaginaku, rupanya ia sengaja karena orlannya membuatku makin bersemangat mengulum kontolnya.

setelah 10 menit aku mengoralnya disertai erangan nafsu. terasa mas toni tdk bisa mengontrol kontolnya. tubunya mengejang dan mulutnya berhenti menjilati liangku. ia mendorong kontolnya kedalam mulutku. sepertinya ia hampir orgasme.

ia memutar tubuhnya ke posisi tradisional.

"lea...mas mau masuk..." suaranya memelas, wajahnya basah peluh, liur dan lendir.

kugenggam kontolnya dan membimbing ke vaginaku.
begitu alat kelamin kami bersentuhan, mas toni mendesak masuk kontolnya.
"aaaghgghhhh.........massss....." aku tercekat.
hanya dlm sekali tusukan, kontolnya terbenam. kasar sakit sekali.
mas toni jadi buas, ia mengocok kontolnya berulang-ulang. nafasnya memburu. walau sakit aku mulai ikut bernafsu, pinggulku bergerak mengikuti tusukan kontolnya. ranjang ikut bergerak.

"oghhhhhhhhhh.....masssss...ennghhh....." aku berteriak
"Saaa...yyaangg....kkauuu ggadiiisss...hhheeebbbbaattttttttt." mas toni mengerang.

beberapa saat.
"massss... lleeeaaa... mmauu saaammm....eeengghhhhh...paaaiiii...." tubuhnya mulai mengejang.
kontolnya yg di isap membuat mas toni kesetanan.

"akkuu...bbeellummm... maass...." aku harap mas toni blm orgasme dulu.

tiba-tiba mas toni menarik tubuhku menjadi posisi duduk. kami berhadapan. ia memangkuku.
"ayo kocok sayang" pintanya
aku mengerti dlm posisi ini aku yg akan duluan sampai sedangkan kontol mas toni yg terjepit menahan spermanya mengalir kebatangnya.

aku bergerak maju mundur. tubuhmya tdk bergerak, ia menghisap susuku.
"ogghhhhh.....mmmaassss....." isapnnya membuat tubuhku yg sdh terangsang makin menegang.
kupercepat gerakanku. aku seperti joki kuda yg sedang menunggangi mas toni. wajahnya menempel di dadaku. kontolnya seret menggosok dinding vaginaku. luarbiasa nikmat...

5 menit, 10, 15 menit akhirnya aku bobol, cairan maniku membanjiri vaginaku, hangat.

aku mendongak,mataku gelap tubuhku terasa terangkat ke awan.
aku melenguh panjang, "Heeeennnngggggghhhh.......masss... a..ku....OOOgggghhhhh......"
tubuhku jatuh lemas ke ranjang.

mas toni kembali menindihku. kontolnya yg msh tertancap di vaginaku dikocoknya. aku mendengar mas toni merintih nikmat terputus-putus. "Hegh...hegh...hegh..."
sampai.."leaaa... mas....samm...."kata-katanya terputus ia ambruk menimpaku.
tubuhnya lemas, kami berpelukan. tubuh kami panas ......bersatu.

malam itu kami bercinta sampai 4 kali. ngilu vaginaku, tubuhku capek sekali. tapi nikmatnya tubuh mas toni melebihi semua itu.

setiap malam selama mbak shinta tdk ada kami bercinta sepuas-puasnya. aku tidak lagi takut mengulum kontol mas toni.
malam kelima, malam sabtu, mas toni mengajakku menginap di hotel kawasan cikini. suasana romantis membuat kami tdk tidur semalaman, yg kami lakukan hanya bercinta-dan bercinta , mereguk seks sepuasnya.
sabtu paginya kami naik kereta dari gambir ke purwokerto menyusul mbak shinta.

Aneka Cerita

Cerita Dewasa "Belajar Seks Di kamar Kos" –

 Ini dia pengalaman terindahku ketika aku bercinta dengan seorang gadis seksi bernama MINI. Berikut ini Cerita Dewasa tersebut:

Malam yang gelap,tidak ada aktivitas lage yang aku kerjakan setelah semua tugas-tugas kul kelar. Nonton Tv juga monoton saja,acara itu-itu aja ah bete,ngapain enaknya”Hp berdering si beb’,teman kampusku tlp.apalagi kalau bukan nanyain tugas dari Dosen A udah aku selesaikan belom,dasar gelo sering nyontek aku pekerjaannya tapi gak apa-apa demi teman.

Karena kesibukannya sendiri paling lali mengerjakan materi kul. Setelah trima tlp.usai utak-utik atau browsing di internet cari sohip-sohip dunia maya enak kali,mesti hanya memandang monitor tapi rasanya persahabatan tetep terjalin indah sampai aku berkenalan dengan wanita yang akan aku temui sebagai wujud kalau pertemanan ini tidak maya, Berawal dari email lalu SMS, aku berkenalan dengan Mini, panggilanku pada Dominique.

Kami sepakat untuk saling bertemu di sebuah kafe, daerah atas kota Bandung. Dari penampilan awalnya aku cukup tertarik, meskipun bodinya tergolong biasa-biasa saja tapi wajahnya yang sangat cute membuatku terdiam untuk sesaat.

Perawakan Mini kurang lebih tinggi 165 cm, 50 kg dengan kulit putih, rambut hitam lurus sebahu, sama-sama keturunan cina sepertiku juga dan berumur 20 tahun merupakan mahasiswa di sebuah universitas swasta di Bandung, ukuran payudaranya 34B dibalut dengan kaos ketat sungguh ideal.

Kami pun mulai mengobrol panjang di kafe tersebut dan pendek kata kami pun mulai serius tentang hubungan kami yang mungkin lain dari biasanya, yaitu kegiatan BDSM. Kuketahui juga Mini sudah tidak perawan karena pernah ML dengan cowonya yang sekarang tidak tahu ada dimana.

Mini terlihat sedikit nakal dan sesuai harapanku yang sedang mendalami bidang ini. Mini menganjurkan di tempat kosnya, karena katanya dalam 2-3 hari ke depan tidak ada orang lain karena pada mudik liburan. Aku pun setuju dan berjanji besok aku akan langsung datang ke tempat kosnya.

Hari yang telah ditentukan telah datang, aku pergi menuju 711, swalayan dekat kampusku, di sana aku membeli beberapa gulung tali pramuka, jepitan jemuran 1 pack, lilin merah besar yang biasa ada di kuil-kuil 2 buah, dan beberapa minuman. Siaplah aku menuju cafe yang telah ditentukan, aku dengan perlengkapan aku di tas sudah lengkap plus belanjaan tadi.

Meluncurlah aku dengan menggunakan motor bebekku ke tempat kos Mini. Aku mulai memperlahan laju motorku dan melihat alamat yang tertera di HP-ku, setelah beberapa lama kutemukan sebuah rumah tinggal yang dijadikan tempat kos.

“Biasa saja, lebih bagus kos gue”, pikirku.

Aku langsung menelepon Mini agar keluar dari tempat kosnya.

“It’s show time” dalam benakku.

Lalu aku melihat Mini keluar dengan pakaian senam yang masih basah keringat hingga membuatnya makin aduhai.

“Sori gue baru beres joging nih, masuk.., masuk”, kata Mini sambil membukakan gerbang.

Akupun mulai masuk dan celengak-celinguk melihat kos-an yang berisi 4 kamar layaknya rumah tinggal biasa.

“Beneran kaga ada sapa-sapa neh?”, tanyaku.
“Kaga ada, pembokat dah pulang dari tadi, now cuma ada lo ama gue, kapan neh mulainya?”, Jawab Mini.

Aku langsung mengeluarkan tasku dan Mini langsung ikut melihat barang yang kubawa.

“Hehe.. kok gituan aja seh, disini juga ada kaga usah repot-repot”, kata Mini sambil mengeluarkan kotak di kamarnya.
“Pake semua yang lu mau ke gue” jawabnya sambil memberikan kotak tersebut padaku.
“Wahh.., gila lo dapat dari mana semua alat ini?”, tanyaku karena baru kali ini aku melihat alat-alat penyiksaan yang biasanya hanya aku liat di internet.

“Jangan rewel, cepetan donk gue dah ga sabar lu bisa apa aja”, jawabnya.

Tanpa menjawab karena aku masih keasyikan melihat “barang-barang” yang sebagian masih tidak kuketahui fungsinya.

“OK., siplah ayo kita mulai”, jawabku.

Permainan dimulai, Mini hanya duduk melihatku meninjau tempat yang ingin aku gunakan.

“Sini lo, gue dapat tempat yang enak buat nyiksa lo”, kataku sambil tersenyum melihat lapangan basket dengan 1 tiang dengan luas 4×5 meter di ruangan tertutup belakang kos.

Aku mulai mengambil bambu bulat berukuran 1 1/2 meter dengan diameter 10 cm dan mengikat tangan Mini bersama bambu tersebut. Hasilnya tangan Mini terentang ke arah berlawanan seperti orang yang disalib. Belum puas dengan itu aku mengikat “shibari”, sehingga payudaranya tampak menonjol.

Mini merasa kesakitan terlihat dari wajahnya yang mulai merah, tapi saat kutanyakan Mini menjawab “Lanjutin aja gue nikmatin kok, jangan sungkan-sungkan gue kaga marah gue hepi kok” sambil tersenyum.

Akupun tidak tanggung-tanggung lagi langsung mengambil sepatu hak tinggi merahnya sekitar 10 cm, penjepit yang telah kubeli, ball gag di kotak Mini, dan sun block untuk kuoleskan pada kulit Mini karena rencanaku akan kujemur Mini di lapangan tersebut dalam waktu cukup lama, matahari masih cukup terik meskipun jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Setelah kuoleskan pada sekujur tubuhnya, aku memasangkan ball gag ke mulutnya.

Aku yakin Mini tidak akan bisa bersuara lagi. Kemudian sepatu tingginya untuk memberikan efek pegal dan kejang, aku mulai membuat simpul di bambu yang menempel di punggung Mini untuk digantung di tiang ring. Akhirnya Mini hanya menapak pada hak sepatu yang kecil dengan badan tergantung tanpa daya. Terakhir aku memasangkan penjepit di kedua belah puting, di ketiak, di paha, di perut, di bagian kemaluannya.

“Erghh. Hh.. Hh..”, kudengar erangan Mini tapi tidak kuhiraukan.
“Ok gue tinggal dulu, gue laper mo makan”, kataku dengan senyuman sambil memasangkan 2 jepitan tersisa di daun telinganya, langsung terlihat Mini berusaha melepasnya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya tapi percuma karena jepitannya cukup kuat.

Maka tinggalah Mini sendirian, karena aku sudah pergi untuk melihat-lihat “lokasi” berikutnya, lalu aku benar-benar pergi membeli makan tak jauh dari situ ada tempat makan nasi campur yang sudah jadi langgananku meskipun aku tidak kuliah di daerah tersebut.

Tak terasa aku sudah makan dan nonton TV, serasa pemilik rumah tersebut hingga sudah 1 jam lebih aku meninggalkan Mini. Sebenarnya aku bisa saja berbuat jahat, tapi jika aku hanya ingin kesenangan materi, aku sudah berkecukupan .

Kutengok Mini yang sudah bersimbah keringat semua baju senamnya sudah basah. Pertama kulepaas jepitan-jepitan yang terpasang.

“Aarrgg.. Hh..”, desah Mini karena aliran darahnya berjalan lagi.

Mini terlihat pucat, lemah sekali kehabisan tenaga karena “upacara” tadi. Kulepaskan juga ikatan pada bambu tapi tali shibari yang mengelilingi tubuhnya tak kulepas malah kutekukkan pergelangan tangan Mini ke bagian belakang dan kuikat, dadanya makin menonjol.

Sebenarnya aku cukup prihatin karena walau tak kuikatpun Mini sudah pasrah dan tidak akan kabur.

Aku tanya padanya, “Lo masih kuat gak?”, sambil kulepas ball gag yang menyisakan garis merah di pipinya.
“Gak papa kok gue cuma cape aja”, jawabnya sambil tersenyum kecil.

Kemudian kupapah dirinya ke kamarnya lalu kusuapi makan dan minum dengan kondisi tangan masih terikat.

“Sudah siap untuk selanjutnya?”, tanyaku setelah memberinya waktu istirahat setengah jam yang Mini lewatkan untuk rebahan di tempat tidurnya.
“Ok”, jawabnya lemah.

Lalu akupun mulai membuka semua ikatan yang ada di tubuh Mini. Meskipun aku sudah tidak tahan ingin ML dengan Mini aku masih kasihan melihat keadannya. Akupun memandikannya sambil meraba-raba sekujur tubuhnya dan membincangkan apa yang diinginkan Mini untuk permainan berikutnya.

Jam telah menunjukkan pukul 7 malam saat aku mengajak Mini makan keluar, minipun menyetujuinya dan Mini tidak kuperbolehkan memakai pakaian dalam baik bra ataupun CD, sebelum Mini menjawab, aku sudah memainkan lidahku di puting susunya yang mulai menegak dan terdengar desahan Mini.

“Lo boleh ikut tapi kukenakan ini ya”, kataku sambil mengambil rantai kecil dengan jepitan berskrup di kotak peralatan BDSM Mini.

Kukenakan di sebelah putingnya yang telah menonjol lama, lalu kukencangkan skrupnya sehingga aku yakin tidak akan lepas, tidak hanya itu, aku juga mulai foreplay di selangkangan Mini dengan lidah hingga cukup membuat Mini terangsang dan hampir orgasme karena kumainkan jemariku juga di kemaluannya. Aku berhenti tapi Mini merengek dan kukatakan agar bersabar, sambil tersenyum dan mengambil dildo berbentuk kapsul yang biasa ada di film jepang dengan kekuatan 2 batere kecil.

“Gue pakein ini juga OK”, ujarku sambil memasukkan dildo itu dalam vaginanya yang sudah basah sehingga mudah dimasuki.

Terakhir kuambil tali dan merapatkan Mini dan mengikat paha atasnya sehingga mainanku akan tetap berada di dalam kemaluan Mini. Aku lalu mengambil rok hitam ketat sebatas lutut untuk menutupi badan bawah Mini, aku tertawa kecil ketika aku menyuruh Mini berjalan bak artis melenggok di cat walk, karena Mini harus menyilangkan kakinya akibat ikatan tadi.

“Sip.. Deh OK kita pergi”, ajakku sambil kukenakan jaket bulu untuk menutupi badan Mini yang hanya dihiasi rantai.

Kami keluar dengan motorku. Sebelum berjalan, aku menyalakan switch on pada mainan yang “tertanam” tadi sehingga bergetar dan membuat Mini kehilangan tenaga. Di sepanjang jalan Mini memelukku dengan tangan yang tidak berhenti meremas-remas jaket aku.

“Dah mulai basah ya? Ga tahan ya?”, godaku. Mini tidak menjawab.

Tak lama kemudian kami berhenti di tukang jagung bakar di daerah Dago dan memesan makanan dan minuman. Kulihat Mini agak salah tingkah dan seperti maling takut ketahuan polisi, banyak gerakannya yang tidak lazim dan aku mengingatkannya sambil memeluknya.

“Anter gue beli pulsa ya di BEC”, suatu tempat elektronik di Bandung, pintaku.

Mini hanya mengiyakan dan aku sengaja membawa jalan-jalan karena aku tahu bahwa semakin banyak gerakan maka Mini makin terangsang jadinya. Mini berusaha bertindak sebiasa mungkin. Perlu diketahui pacarku masih pulang kampung dan aku sudah biasa jalan dengan cewe-cewe sehingga tidak takut kalau kepergok teman. Minipun karena baru masuk kuliah dia belum punya banyak teman dan dia bukan asli orang Bandung.

Pendek cerita kami berdua sudah sampai di tempat kos Mini lagi dan aku segera membuka jepitan di putingnya dan mengeluarkan dildo yang sudah basah. Kami berdua tidak tahan lagi hingga langsung saja kami melakukan ML dan setelah setengah jam aku mengeluarkan sperma di kondom, Kemudian dilepasnya kondom tersebut dan kusuruh Mini yang sudah terkulai lemas mengisap-isap kemaluanku.

“Aarrgg.. ngghh”, erangku keenakan karena baru pertama kali mengalaminya, biasanya hanya “ngocok” di kamar .

Aku menggapai tasku dan kuambil lilin yang tadi kubeli, dan menanyakan..

“Pake ini kuat gak?”
“Boleh dicoba tuch”, jawabnya dengan nada menantang hingga cukup membuatku bersemangat kembali.

Tanpa ragu aku kembali dengan membawa tambang berwarna merah, dan mulai dengan mengikat kedua tangan Mini di belakang punggungnya hingga ke siku, terus ke depan tubuh hingga membentuk “breast-bondage” yang ketat. Lalu kurebahkan Mini menungging di lantai, dan siksaan dimulai dengan mencambuki Mini dengan cambuk kulit, tapi tidak terlalu keras dan hanya bertujuan merangsangnya. Kemudian tubuhnya kubalik telentang. Pergelangan kaki kirinya diikat menyatu dengan pangkal paha, yang kemudian ditambatkan ke pinggir ruangan, sedangkan ikatan pada pergelangan kaki kanan ditambatkan ke atas, sehingga bagai sedang memamerkan vaginanya.

Kembali kucambuki tubuhnya dalam posisi begini. Mini mengerang keras dan meronta-ronta tapi ikatanku cukup kuat untuk dilawan seorang cewe hingga akhirnya Mini hanya bisa pasrah. Selanjutnya tubuh Mini kuikat dengan model “shibari”, di atas bondage-bra, sehingga payudaranya tampak menonjol. Dengan kedua tangannya yang terikat ke belakang, dia hanya bisa pasrah menerima cambukan bertubi-tubi pada kedua payudaranya. Begitu juga ketika kedua tonjolan itu masing-masing kujepit dengan penjepit jemuran berukuran besar. Kembali ujung-ujung cambuk mendarat ke arah perut dan payudaranya. Mini menjerit-jerit kesakitan, namun aku tetap tidak peduli dan terus mengayunkan cambuk, karena aku yakin dia juga menikmatinya walau sulit dijelaskan dari wajahnya di balik rasa sakitnya.

Kini pada ronde berikutnya aku membaringkan Mini di tengah ruangan, lalu aku berjalan mengitarinya dan mengambil semacam minyak untuk dioleskan ke sepasang payudaranya. Kemudian tetesan-tetesan lilin panas jatuh menimpa puting dan seluruh daerah payudaranya. Tubuhnya meronta-ronta berkelojotan menahan panas dan rasa nyeri. Setelah itu lapisan lilin itu kukelupas sehingga menghasilkan bentuk gundukan menyerupai payudaranya.

Tak tahan mendengar rintihan dan erangan Mini ditambah melihat gerakan Mini, “adik”-ku bangkit kembali dan kulepaskan ikatan tangan dan kaki Mini lalu kuambil dildo berbentuk kemaluan pria berukuran sedang dan kembali kusuruh Mini untuk menghisap penis (blow-job) aku.

Sebelumnya aku sudah memasangkan dildo ke anusnya dan kemudian meneteskan lilin panas ke pinggulnya. Rangsangan dildo dan panasnya lilin membuat Mini kian agresif melakukan blow-job nya.

Akhirnya aku mengeluarkan “lahar panas”-ku untuk kedua kalinya. Aku merebahkan Mini di ranjangnya dan tak terasa kami tertidur pulas karena kecapean, untung saja pada saat pulang dari BEC tadi kami sudah mengunci rapat semua pintu dan jendela.

Jam telah menunjukan pukul 5 dini hari. Mini masih tertidur pulas. Aku mengingat kejadian semalam sambil menyiapkan mie instant untuk sarapan pagi lalu setelah siap kubangunkan Mini, lalu kami makan sambil mengobrol di ruang makan.

“Gimana semalem?”, tanyaku.
“Gila lo puting gue masih sakit gara-gara lilin, tanggung jawab lo”, jawabnya sambil tersenyum.

Dari air mukanya aku tahu bahwa Mini menikmatinya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, lalu aku mengajak Mini mandi bersama tapi tentu saja tak lepas dari aktifitas BDSM kesukaan kami berdua.

Mini mulai kuikat bersujud di kamar mandi dan lalu kusuntikkan cairan ke dalam anusnya dengan menggunakan suntikan besar. Tidak puas dengan suntikan, aku memasukkannya dengan menggunakan selang infus.

Setelah 1 liter air di tabung habis, tabung kembali kuisi penuh dan terus dialirkan memasuki anusnya. Mini menggeliat tanpa daya menahan rasa mual akibat air yang menyesakkan tersebut.

Setelah berliter-liter air memasuki tubuhnya, selang kulepas. Karena sudah penuh, maka air itu memancur kembali keluar dari anusnya. Demikian kulakukan terus berulang-ulang, hingga akhirnya yang keluar bukan lagi hanya air bening, namun sudah bercampur dengan kotorannya. Aku sedikit merasa jijik tapi segera kubersihkan dan kutaruh badan Mini yang masih terikat di dalam bath-tub dan mulai merendamnya. Selama itu aku mandi dan menyiapkan diriku sendiri untuk acara selanjutnya. Setelah selesai, Mini kulepaskan ikatannya dan kusuruh untuk bersiap-siap juga.

Mini keluar dari kamar mandi dengan handuknya dan akan menuju kamarnya untuk berpakaian, tapi aku melarangnya dan langsung berkata bahwa aku akan pergi dan aku ingin memajang dirinya dalam posisi bondage yang lain. Mini bertanya aku akan pergi kemana, karena dia takut kalau aku kabur, tapi aku memberi jaminan dan janji bahwa aku akan balik lagi, maka Mini pun pasrah mau menerima siksaan berikutnya.

Kini Mini terbaring di lantai. Kedua tangannya kuikat terpisah masing-masing ke arah bawah, sedangkan kedua kakinya juga kuikat terpisah, namun masing-masing ke atas kepala, sehingga tubuhnya tertekuk sedemikian rupa dengan pinggul di udara, dan kedua lutut mengapit kepalanya. Dalam posisi seperti ini, dia bagaikan sedang memamerkan lubang duburnya yang menengadah ke udara. Tentu saja kondisi ini menimbulkan rasa pegal yang luar biasa.

Tak lupa aku memasangkan ball gag di mulutnya dan kutaruh mangkuk untuk menampung air liur yang keluar dari mulutnya. Pergilah aku dan kukunci pintu kamarnya dan rumah kos itu untuk beberapa saat. Aku cukup khawatir meninggalkan Mini sendirian dengan posisi tersebut, untung saja teman yang berjanji akan menemuiku membatalkan dan aku langsung meluncur ke tempat kos Mini kembali dan itu juga sudah hampir 1 jam sejak kutinggalkan Mini.

Aku langsung membuka ikatan yang menyebabkan tubuhnya sudah mulai membiru dan air liurnya sudah sebanyak setengah mangkuk lebih. Mini menangis dan tidak mau ditinggal olehku lagi. Aku tidak bisa berbicara lagi selain memeluknya. Kami mengamati garis-garis yang tampak jelas di badan Mini dan kami pun terbaring di ranjang kos sambil berbincang-bincang seputar BDSM yang telah dan akan kami lakuka

Belajar di Kost

Cerita Dewasa "Belajar Seks Di kamar Kos" –

 Ini dia pengalaman terindahku ketika aku bercinta dengan seorang gadis seksi bernama MINI. Berikut ini Cerita Dewasa tersebut:

Malam yang gelap,tidak ada aktivitas lage yang aku kerjakan setelah semua tugas-tugas kul kelar. Nonton Tv juga monoton saja,acara itu-itu aja ah bete,ngapain enaknya”Hp berdering si beb’,teman kampusku tlp.apalagi kalau bukan nanyain tugas dari Dosen A udah aku selesaikan belom,dasar gelo sering nyontek aku pekerjaannya tapi gak apa-apa demi teman.

Karena kesibukannya sendiri paling lali mengerjakan materi kul. Setelah trima tlp.usai utak-utik atau browsing di internet cari sohip-sohip dunia maya enak kali,mesti hanya memandang monitor tapi rasanya persahabatan tetep terjalin indah sampai aku berkenalan dengan wanita yang akan aku temui sebagai wujud kalau pertemanan ini tidak maya, Berawal dari email lalu SMS, aku berkenalan dengan Mini, panggilanku pada Dominique.

Kami sepakat untuk saling bertemu di sebuah kafe, daerah atas kota Bandung. Dari penampilan awalnya aku cukup tertarik, meskipun bodinya tergolong biasa-biasa saja tapi wajahnya yang sangat cute membuatku terdiam untuk sesaat.

Perawakan Mini kurang lebih tinggi 165 cm, 50 kg dengan kulit putih, rambut hitam lurus sebahu, sama-sama keturunan cina sepertiku juga dan berumur 20 tahun merupakan mahasiswa di sebuah universitas swasta di Bandung, ukuran payudaranya 34B dibalut dengan kaos ketat sungguh ideal.

Kami pun mulai mengobrol panjang di kafe tersebut dan pendek kata kami pun mulai serius tentang hubungan kami yang mungkin lain dari biasanya, yaitu kegiatan BDSM. Kuketahui juga Mini sudah tidak perawan karena pernah ML dengan cowonya yang sekarang tidak tahu ada dimana.

Mini terlihat sedikit nakal dan sesuai harapanku yang sedang mendalami bidang ini. Mini menganjurkan di tempat kosnya, karena katanya dalam 2-3 hari ke depan tidak ada orang lain karena pada mudik liburan. Aku pun setuju dan berjanji besok aku akan langsung datang ke tempat kosnya.

Hari yang telah ditentukan telah datang, aku pergi menuju 711, swalayan dekat kampusku, di sana aku membeli beberapa gulung tali pramuka, jepitan jemuran 1 pack, lilin merah besar yang biasa ada di kuil-kuil 2 buah, dan beberapa minuman. Siaplah aku menuju cafe yang telah ditentukan, aku dengan perlengkapan aku di tas sudah lengkap plus belanjaan tadi.

Meluncurlah aku dengan menggunakan motor bebekku ke tempat kos Mini. Aku mulai memperlahan laju motorku dan melihat alamat yang tertera di HP-ku, setelah beberapa lama kutemukan sebuah rumah tinggal yang dijadikan tempat kos.

“Biasa saja, lebih bagus kos gue”, pikirku.

Aku langsung menelepon Mini agar keluar dari tempat kosnya.

“It’s show time” dalam benakku.

Lalu aku melihat Mini keluar dengan pakaian senam yang masih basah keringat hingga membuatnya makin aduhai.

“Sori gue baru beres joging nih, masuk.., masuk”, kata Mini sambil membukakan gerbang.

Akupun mulai masuk dan celengak-celinguk melihat kos-an yang berisi 4 kamar layaknya rumah tinggal biasa.

“Beneran kaga ada sapa-sapa neh?”, tanyaku.
“Kaga ada, pembokat dah pulang dari tadi, now cuma ada lo ama gue, kapan neh mulainya?”, Jawab Mini.

Aku langsung mengeluarkan tasku dan Mini langsung ikut melihat barang yang kubawa.

“Hehe.. kok gituan aja seh, disini juga ada kaga usah repot-repot”, kata Mini sambil mengeluarkan kotak di kamarnya.
“Pake semua yang lu mau ke gue” jawabnya sambil memberikan kotak tersebut padaku.
“Wahh.., gila lo dapat dari mana semua alat ini?”, tanyaku karena baru kali ini aku melihat alat-alat penyiksaan yang biasanya hanya aku liat di internet.

“Jangan rewel, cepetan donk gue dah ga sabar lu bisa apa aja”, jawabnya.

Tanpa menjawab karena aku masih keasyikan melihat “barang-barang” yang sebagian masih tidak kuketahui fungsinya.

“OK., siplah ayo kita mulai”, jawabku.

Permainan dimulai, Mini hanya duduk melihatku meninjau tempat yang ingin aku gunakan.

“Sini lo, gue dapat tempat yang enak buat nyiksa lo”, kataku sambil tersenyum melihat lapangan basket dengan 1 tiang dengan luas 4×5 meter di ruangan tertutup belakang kos.

Aku mulai mengambil bambu bulat berukuran 1 1/2 meter dengan diameter 10 cm dan mengikat tangan Mini bersama bambu tersebut. Hasilnya tangan Mini terentang ke arah berlawanan seperti orang yang disalib. Belum puas dengan itu aku mengikat “shibari”, sehingga payudaranya tampak menonjol.

Mini merasa kesakitan terlihat dari wajahnya yang mulai merah, tapi saat kutanyakan Mini menjawab “Lanjutin aja gue nikmatin kok, jangan sungkan-sungkan gue kaga marah gue hepi kok” sambil tersenyum.

Akupun tidak tanggung-tanggung lagi langsung mengambil sepatu hak tinggi merahnya sekitar 10 cm, penjepit yang telah kubeli, ball gag di kotak Mini, dan sun block untuk kuoleskan pada kulit Mini karena rencanaku akan kujemur Mini di lapangan tersebut dalam waktu cukup lama, matahari masih cukup terik meskipun jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Setelah kuoleskan pada sekujur tubuhnya, aku memasangkan ball gag ke mulutnya.

Aku yakin Mini tidak akan bisa bersuara lagi. Kemudian sepatu tingginya untuk memberikan efek pegal dan kejang, aku mulai membuat simpul di bambu yang menempel di punggung Mini untuk digantung di tiang ring. Akhirnya Mini hanya menapak pada hak sepatu yang kecil dengan badan tergantung tanpa daya. Terakhir aku memasangkan penjepit di kedua belah puting, di ketiak, di paha, di perut, di bagian kemaluannya.

“Erghh. Hh.. Hh..”, kudengar erangan Mini tapi tidak kuhiraukan.
“Ok gue tinggal dulu, gue laper mo makan”, kataku dengan senyuman sambil memasangkan 2 jepitan tersisa di daun telinganya, langsung terlihat Mini berusaha melepasnya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya tapi percuma karena jepitannya cukup kuat.

Maka tinggalah Mini sendirian, karena aku sudah pergi untuk melihat-lihat “lokasi” berikutnya, lalu aku benar-benar pergi membeli makan tak jauh dari situ ada tempat makan nasi campur yang sudah jadi langgananku meskipun aku tidak kuliah di daerah tersebut.

Tak terasa aku sudah makan dan nonton TV, serasa pemilik rumah tersebut hingga sudah 1 jam lebih aku meninggalkan Mini. Sebenarnya aku bisa saja berbuat jahat, tapi jika aku hanya ingin kesenangan materi, aku sudah berkecukupan .

Kutengok Mini yang sudah bersimbah keringat semua baju senamnya sudah basah. Pertama kulepaas jepitan-jepitan yang terpasang.

“Aarrgg.. Hh..”, desah Mini karena aliran darahnya berjalan lagi.

Mini terlihat pucat, lemah sekali kehabisan tenaga karena “upacara” tadi. Kulepaskan juga ikatan pada bambu tapi tali shibari yang mengelilingi tubuhnya tak kulepas malah kutekukkan pergelangan tangan Mini ke bagian belakang dan kuikat, dadanya makin menonjol.

Sebenarnya aku cukup prihatin karena walau tak kuikatpun Mini sudah pasrah dan tidak akan kabur.

Aku tanya padanya, “Lo masih kuat gak?”, sambil kulepas ball gag yang menyisakan garis merah di pipinya.
“Gak papa kok gue cuma cape aja”, jawabnya sambil tersenyum kecil.

Kemudian kupapah dirinya ke kamarnya lalu kusuapi makan dan minum dengan kondisi tangan masih terikat.

“Sudah siap untuk selanjutnya?”, tanyaku setelah memberinya waktu istirahat setengah jam yang Mini lewatkan untuk rebahan di tempat tidurnya.
“Ok”, jawabnya lemah.

Lalu akupun mulai membuka semua ikatan yang ada di tubuh Mini. Meskipun aku sudah tidak tahan ingin ML dengan Mini aku masih kasihan melihat keadannya. Akupun memandikannya sambil meraba-raba sekujur tubuhnya dan membincangkan apa yang diinginkan Mini untuk permainan berikutnya.

Jam telah menunjukkan pukul 7 malam saat aku mengajak Mini makan keluar, minipun menyetujuinya dan Mini tidak kuperbolehkan memakai pakaian dalam baik bra ataupun CD, sebelum Mini menjawab, aku sudah memainkan lidahku di puting susunya yang mulai menegak dan terdengar desahan Mini.

“Lo boleh ikut tapi kukenakan ini ya”, kataku sambil mengambil rantai kecil dengan jepitan berskrup di kotak peralatan BDSM Mini.

Kukenakan di sebelah putingnya yang telah menonjol lama, lalu kukencangkan skrupnya sehingga aku yakin tidak akan lepas, tidak hanya itu, aku juga mulai foreplay di selangkangan Mini dengan lidah hingga cukup membuat Mini terangsang dan hampir orgasme karena kumainkan jemariku juga di kemaluannya. Aku berhenti tapi Mini merengek dan kukatakan agar bersabar, sambil tersenyum dan mengambil dildo berbentuk kapsul yang biasa ada di film jepang dengan kekuatan 2 batere kecil.

“Gue pakein ini juga OK”, ujarku sambil memasukkan dildo itu dalam vaginanya yang sudah basah sehingga mudah dimasuki.

Terakhir kuambil tali dan merapatkan Mini dan mengikat paha atasnya sehingga mainanku akan tetap berada di dalam kemaluan Mini. Aku lalu mengambil rok hitam ketat sebatas lutut untuk menutupi badan bawah Mini, aku tertawa kecil ketika aku menyuruh Mini berjalan bak artis melenggok di cat walk, karena Mini harus menyilangkan kakinya akibat ikatan tadi.

“Sip.. Deh OK kita pergi”, ajakku sambil kukenakan jaket bulu untuk menutupi badan Mini yang hanya dihiasi rantai.

Kami keluar dengan motorku. Sebelum berjalan, aku menyalakan switch on pada mainan yang “tertanam” tadi sehingga bergetar dan membuat Mini kehilangan tenaga. Di sepanjang jalan Mini memelukku dengan tangan yang tidak berhenti meremas-remas jaket aku.

“Dah mulai basah ya? Ga tahan ya?”, godaku. Mini tidak menjawab.

Tak lama kemudian kami berhenti di tukang jagung bakar di daerah Dago dan memesan makanan dan minuman. Kulihat Mini agak salah tingkah dan seperti maling takut ketahuan polisi, banyak gerakannya yang tidak lazim dan aku mengingatkannya sambil memeluknya.

“Anter gue beli pulsa ya di BEC”, suatu tempat elektronik di Bandung, pintaku.

Mini hanya mengiyakan dan aku sengaja membawa jalan-jalan karena aku tahu bahwa semakin banyak gerakan maka Mini makin terangsang jadinya. Mini berusaha bertindak sebiasa mungkin. Perlu diketahui pacarku masih pulang kampung dan aku sudah biasa jalan dengan cewe-cewe sehingga tidak takut kalau kepergok teman. Minipun karena baru masuk kuliah dia belum punya banyak teman dan dia bukan asli orang Bandung.

Pendek cerita kami berdua sudah sampai di tempat kos Mini lagi dan aku segera membuka jepitan di putingnya dan mengeluarkan dildo yang sudah basah. Kami berdua tidak tahan lagi hingga langsung saja kami melakukan ML dan setelah setengah jam aku mengeluarkan sperma di kondom, Kemudian dilepasnya kondom tersebut dan kusuruh Mini yang sudah terkulai lemas mengisap-isap kemaluanku.

“Aarrgg.. ngghh”, erangku keenakan karena baru pertama kali mengalaminya, biasanya hanya “ngocok” di kamar .

Aku menggapai tasku dan kuambil lilin yang tadi kubeli, dan menanyakan..

“Pake ini kuat gak?”
“Boleh dicoba tuch”, jawabnya dengan nada menantang hingga cukup membuatku bersemangat kembali.

Tanpa ragu aku kembali dengan membawa tambang berwarna merah, dan mulai dengan mengikat kedua tangan Mini di belakang punggungnya hingga ke siku, terus ke depan tubuh hingga membentuk “breast-bondage” yang ketat. Lalu kurebahkan Mini menungging di lantai, dan siksaan dimulai dengan mencambuki Mini dengan cambuk kulit, tapi tidak terlalu keras dan hanya bertujuan merangsangnya. Kemudian tubuhnya kubalik telentang. Pergelangan kaki kirinya diikat menyatu dengan pangkal paha, yang kemudian ditambatkan ke pinggir ruangan, sedangkan ikatan pada pergelangan kaki kanan ditambatkan ke atas, sehingga bagai sedang memamerkan vaginanya.

Kembali kucambuki tubuhnya dalam posisi begini. Mini mengerang keras dan meronta-ronta tapi ikatanku cukup kuat untuk dilawan seorang cewe hingga akhirnya Mini hanya bisa pasrah. Selanjutnya tubuh Mini kuikat dengan model “shibari”, di atas bondage-bra, sehingga payudaranya tampak menonjol. Dengan kedua tangannya yang terikat ke belakang, dia hanya bisa pasrah menerima cambukan bertubi-tubi pada kedua payudaranya. Begitu juga ketika kedua tonjolan itu masing-masing kujepit dengan penjepit jemuran berukuran besar. Kembali ujung-ujung cambuk mendarat ke arah perut dan payudaranya. Mini menjerit-jerit kesakitan, namun aku tetap tidak peduli dan terus mengayunkan cambuk, karena aku yakin dia juga menikmatinya walau sulit dijelaskan dari wajahnya di balik rasa sakitnya.

Kini pada ronde berikutnya aku membaringkan Mini di tengah ruangan, lalu aku berjalan mengitarinya dan mengambil semacam minyak untuk dioleskan ke sepasang payudaranya. Kemudian tetesan-tetesan lilin panas jatuh menimpa puting dan seluruh daerah payudaranya. Tubuhnya meronta-ronta berkelojotan menahan panas dan rasa nyeri. Setelah itu lapisan lilin itu kukelupas sehingga menghasilkan bentuk gundukan menyerupai payudaranya.

Tak tahan mendengar rintihan dan erangan Mini ditambah melihat gerakan Mini, “adik”-ku bangkit kembali dan kulepaskan ikatan tangan dan kaki Mini lalu kuambil dildo berbentuk kemaluan pria berukuran sedang dan kembali kusuruh Mini untuk menghisap penis (blow-job) aku.

Sebelumnya aku sudah memasangkan dildo ke anusnya dan kemudian meneteskan lilin panas ke pinggulnya. Rangsangan dildo dan panasnya lilin membuat Mini kian agresif melakukan blow-job nya.

Akhirnya aku mengeluarkan “lahar panas”-ku untuk kedua kalinya. Aku merebahkan Mini di ranjangnya dan tak terasa kami tertidur pulas karena kecapean, untung saja pada saat pulang dari BEC tadi kami sudah mengunci rapat semua pintu dan jendela.

Jam telah menunjukan pukul 5 dini hari. Mini masih tertidur pulas. Aku mengingat kejadian semalam sambil menyiapkan mie instant untuk sarapan pagi lalu setelah siap kubangunkan Mini, lalu kami makan sambil mengobrol di ruang makan.

“Gimana semalem?”, tanyaku.
“Gila lo puting gue masih sakit gara-gara lilin, tanggung jawab lo”, jawabnya sambil tersenyum.

Dari air mukanya aku tahu bahwa Mini menikmatinya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, lalu aku mengajak Mini mandi bersama tapi tentu saja tak lepas dari aktifitas BDSM kesukaan kami berdua.

Mini mulai kuikat bersujud di kamar mandi dan lalu kusuntikkan cairan ke dalam anusnya dengan menggunakan suntikan besar. Tidak puas dengan suntikan, aku memasukkannya dengan menggunakan selang infus.

Setelah 1 liter air di tabung habis, tabung kembali kuisi penuh dan terus dialirkan memasuki anusnya. Mini menggeliat tanpa daya menahan rasa mual akibat air yang menyesakkan tersebut.

Setelah berliter-liter air memasuki tubuhnya, selang kulepas. Karena sudah penuh, maka air itu memancur kembali keluar dari anusnya. Demikian kulakukan terus berulang-ulang, hingga akhirnya yang keluar bukan lagi hanya air bening, namun sudah bercampur dengan kotorannya. Aku sedikit merasa jijik tapi segera kubersihkan dan kutaruh badan Mini yang masih terikat di dalam bath-tub dan mulai merendamnya. Selama itu aku mandi dan menyiapkan diriku sendiri untuk acara selanjutnya. Setelah selesai, Mini kulepaskan ikatannya dan kusuruh untuk bersiap-siap juga.

Mini keluar dari kamar mandi dengan handuknya dan akan menuju kamarnya untuk berpakaian, tapi aku melarangnya dan langsung berkata bahwa aku akan pergi dan aku ingin memajang dirinya dalam posisi bondage yang lain. Mini bertanya aku akan pergi kemana, karena dia takut kalau aku kabur, tapi aku memberi jaminan dan janji bahwa aku akan balik lagi, maka Mini pun pasrah mau menerima siksaan berikutnya.

Kini Mini terbaring di lantai. Kedua tangannya kuikat terpisah masing-masing ke arah bawah, sedangkan kedua kakinya juga kuikat terpisah, namun masing-masing ke atas kepala, sehingga tubuhnya tertekuk sedemikian rupa dengan pinggul di udara, dan kedua lutut mengapit kepalanya. Dalam posisi seperti ini, dia bagaikan sedang memamerkan lubang duburnya yang menengadah ke udara. Tentu saja kondisi ini menimbulkan rasa pegal yang luar biasa.

Tak lupa aku memasangkan ball gag di mulutnya dan kutaruh mangkuk untuk menampung air liur yang keluar dari mulutnya. Pergilah aku dan kukunci pintu kamarnya dan rumah kos itu untuk beberapa saat. Aku cukup khawatir meninggalkan Mini sendirian dengan posisi tersebut, untung saja teman yang berjanji akan menemuiku membatalkan dan aku langsung meluncur ke tempat kos Mini kembali dan itu juga sudah hampir 1 jam sejak kutinggalkan Mini.

Aku langsung membuka ikatan yang menyebabkan tubuhnya sudah mulai membiru dan air liurnya sudah sebanyak setengah mangkuk lebih. Mini menangis dan tidak mau ditinggal olehku lagi. Aku tidak bisa berbicara lagi selain memeluknya. Kami mengamati garis-garis yang tampak jelas di badan Mini dan kami pun terbaring di ranjang kos sambil berbincang-bincang seputar BDSM yang telah dan akan kami lakuka

Geisha Pasienku Yang Cantik

Geisha Pasienku Yang Cantik

Sebut saja namaku Adimas, seorang pemuda yang lahir 29 tahun yang lalu di sebuah desa di lereng gunung lawu jawa tengah, tawang mangu tepatnya aku dilahirkan dari sebuah keluarga petani sayur yang bisa dibilang terpandang di kampungku. Hal tersebut terjadi karena orangtuaku adalah pemilik mayoritas tanah di lereng gunung yang dingin itu.

Selepas menamatkan pendidikanku di mts (setara smu) di sekitar tempat tinggalku, kulanjutkan pendidikanku ke ungaran di sebuah sekolah kesehatan ternama di kota itu, sesuai cita citaku untuk mengabdikan hidupku untuk membantu sesama, terutama kaum menengah kebawah seperti penduduk di kampong tempat tinggalku.

Empat tahun sudah aku menjalani pendidikan di sekolah tersebut yang kulalui dengan sungguh sungguh, berharap dapat lulus dengan nilai yang memuaskan, sehingga dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan sesuai yang aku harapkan.

Sudah tiga tahun aku lulus dari sekolah kesehatan, dan selama itu pula aku bekerja di sebuah rumah sakit di semarang. Karena pada saat aku lulus dengan peringkat ke tujuh dari 500 siswa, rumahsakit tempat aku magang dahulu langsung merekomendasikan aku ntuk menjadi karyawannya, walaupun masih phl (petugas harian lepas) tapi aku sangat bersyukur waktu itu.

Dua tahun kemudian aku diangkat sebagai pegawai negeri dan di tempatkan di sebuah rumah sakit jiwa yang masih berada di wilayah semarang. Seketika pada saat aku menerima skep pengangkatanku di rumah sakit jiwa aku menyesal. Apa yang harus ku perbuat dengan orang orang yang menderita gangguan jiwa disana, bisa bisa aku malah ikutan jadi gila. Singkat kata kujalani saja pekerjaanku dengan penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi hingga saat ini menginjak tahun ke dua.

Siang itu giliranku piket jaga untuk 24 jam kedepan, sekira jam sepuluh pagi telepon di ruang piket berdering, setelah kuangkat ada permintaan penjemputan seorang pasien yang diduga menderita gangguan jiwa. Dari permintaan seseorang diseberang alat telepon yang mengaku anggota kepolisian meminta pihak rumah sakit menyediakan peralatan untuk menenangkan dan membawa pasien ke rumah sakit. Beberapa saat setelah melakukan procedural pelaksanaan tugas kami bergegas menuju lokasi di sebuah kota di daerah magelang.

Dari informasi sementara dari yang kami terima, calon pasien kami adalah seorang remaja putri berusia dua puluh satu tahun yang menderita gangguan jiwa dengan dugaan sementara karena telah direnggut kegadisannya oleh kekasihnya yang kini sirna entah kemana...

Sampai dilokasi kami langsung disambut oleh isak tangis keluarga yang memohon kesembuhan bagi putrinya. Dari keterangan petugas kepolisian dan dari orang tua pasien geisha telah menjalin hubungan dengan andi yang kini pergi setelah berhasil menggagahi putrinya, walau kemungkinan kehamilan itu belum jelas namun trauma yang diderita geisha seorang gadis dengan kulit putih dan badan yang montok itu sedemikian berat, sehingga dalam sakitnya dia mengancam semua orang yang mendekatinya karena khawatir akan memutuskan hubungannya dengan andi pacarnya.

“Tolong sembuhkan anak kami pak” sepatah kata yang terlontar dari mulut seorang ibu disela isak tangisnya.

Setelah melakukan pengamatan, saya dan satu rekan saya bambang memutuskan untuk memberikan suntikan penenang kepada geisha demi kemudahan perjalanan kami, dan setelah mendapatkan persetujuan dari keluarga persiapan tindakan kami lakukan. Aku mengeluarkan satu ampule deazepamp dan spetnya sedangkan bambang dengan senyum ramah berusaha mendekati geisha yang dari tadi terus memeluk bantal sambil memanggil nama andi...

Dengan cepat bambang menindih tubuh geisha dan menarik tangan kanannya ke sisi untuk memberikan ruang bagiku untuk menyuntikkan obat penenang ke nadi geisha. Lima belas detik kemudian usaha geisha untuk meronta melepaskan pegangan bambang pun melemah dan ……………. Dia tertidur dalam pengaruh obat penenang. Berdua kami menggendong tubuh geisha yang kini lemas ke dalam mobil khusus expedisi pasien. Kami baringkan geisha di bagian belakan kendaraan dan kami kunci pintu nya dari luar.

“ada yang mau ikut mengantar?” tanyaku kepada keluarga ketika akan meninggalkan rumah geisha.

“iya pak, tapi kami pakai mobil sendiri karena nanti sore kami harus kembali kesini” jawab ayah geisha.

Rombongan mobil berjalan beriringan dengan mobil kami berada di posisi paling depan. Dalam perjalanan sesekali aku harus mengontrol kondisi geisha karena khawatir kalau pengaruh obat penenang itu pudar walaupun sebenarnya sudah kupersiapkan untuk lima jam perjalanan. Ketika kulakukan pengecekan, terlintas dalam benakku ternyata geisha adalah gadis yang cantik... Owhh,dengan rambut lurus sebahu... tinggi badan tak kurang dari 160 cm ditambah badan yang montok... Benar benar gadis yang cantik, bisikku.

“mbang, pasien kita cantik lho mbang” kataku kepada bambang yang sibuk mengendalikan kemudi.

“iya, tapi sayang gila” jawabnya tanpa ekspresi sedikitpun.

Hmm.………… sejenak kunikmati ayu wajah geisha, ingin rasanya kuremas buah dada montok yang menyembul dari kaos putih yang dikenakan geisha. Dalam benakku “lho kan ni mobil kan nggak ada jendela” so nggak mungkin orang diluar melihat apa yang ku lakukan. Sedangkan bambang?? ... fokus ke kemudi pikirku.

Iseng kuraba buah dada geisha yang terlihat menantang dibalik tulisan guess di kaos ketatnya. Geisha diam saja ketika jari ku mulai menjelajah ke vagina mungil yang dibalut celana jeans hitam, hanya kepala dan badannya yang bergoyang – goyang karena gerakan kendaraan. Benar benar useless ni cewek, membuatku semakin tak bisa menahan diri. Kurubah posisi tangan geisha ke atas kepala dan mengikatkannya kepada besi pengait yang ada di atas dragbar, kutarik keatas kaos putihnya sehingga nampaklah sepasang buah dada nan indah menyembul dari balik kaos itu. Kukulum dan kuhisap putingnya, kumainkan dengan penuh nafsu dan geisha tetap terlelap dalam pengaruh obat penenang.

Kulepaskan perlahan kancing dan dengan hati hati kuturunkan celana nya, ampun…. Terpampang dihadapan ku sebuah pemandangan yang selama ini hanya ada dalam benakku, kemaluannya sungguh indah ..... dengan bulu halus menghiasi atasnya... Kujilati dan kuhisap klitoritsnya .... sambil kedua tanganku memainkan putting merah geisha yang kini mulai agak mengeras. Sedikit lenguhan keluar dari mulut mungil geisha ketika kujulurkan lidahku memasuki liang kemaluannya.

Sejenak aku takut dengan tindakanku...... tapi, ..... toh geisha kan udah nggak perawan minimal itu keterangan dari orang tua dan pihak kepolisian. Jadi “it’s ok babe” kuturuti nafsuku yang kini sudah ada di ubun ubun,

.....kubuka restleting celana seragamku dan kukeluarkan batang kemaluanku yang kini sudah mengeras. Kuangkat sedikit tubuh geisha sehingga kepalanya mendongak keatas, kubuka mulutnya dan sangat kunikmati hangatnya mulut geisha ketika batang penisku masuk ke dalam mulutnya. Dengan mata yang masih terpejam geisha seakan menikmati juga kerasnya kemaluanku di dalam mulutnya...

Puas melakukan oral di mulut geisha, kini tujuan utamaku adalah kemaluannya yang indah. Kuambil posisi sejajar dengan geisha dan dengan perlahan kudorong masuk kepala penis ke dalam vagina geisha. Agak susah, mungkin karena baru beberapa kali aja di menerima tamu penis laki laki. Uh…… geisha melenguh dengan sedikit mengangkat kepala, namun kembali dia terlelap dalam buai deazepamp. Kutarik sedikit penisku dan kembali kudorong dengan tekanan yang lebih kuat, kuulang beberapa kali dan akhirnya lancer juga walau agak sesak.

Dengan penuh nafsu yang meracuniku telah kucumbu kujilat dan kusetubuhi pasien ku dalam keadaan tak sadarkan diri. Dan aku tak menyesal, hinggak akhirnya aku mencapai klimaks dan kubuang seluruh spermaku diatas tubuh geisha yang masih tergolek tak berdaya.

Setelah merapikan pakaianku sendiri, kukenakan kembali pakaian yang dikenakan geisha mulai dari celana calam, jeans dan terakhir kaos putihnya setelah sebelumnya kubersihkan tubuhnya dengan cairan alcohol (supaya bau spermanya hilang). Ketika aku kembali duduk di bangku depan kendaraan kami sudah sampai semarang.

Hh……………. Hampir sampai, bisikku.

“gimana ? cantik” Tanya bambang mengagetkanku.

“yup” jawabku singkat. 

Pura Pura Jadi Suami

Pura Pura Jadi Suami

Cerita mesum dari ajang pesta seks ini terjadi sekitar beberapa hari yang lalu yang dari awal aku memulai hubungan selingkuh dengan istri dari teman di kantorku. Sampai akhirnya dia memperkenalkan aku dengan teman yang suaminya orang kaya dimana dia promosi ke temanya bahwa aku memiliki tongkol yang besar dan temanya itu ingin sekali bercinta rame-rame, bagaimana kisah selanjutnya ?

Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yang terletak di lantai dasar gedung kantorku. Hari itu aku ditemani Pak Erwan, manajer IT perusahaanku dan Lia, sekretarisku. Biasanya aku makan siang hanya dengan Lia, sekretarisku, untuk kemudian dilanjutkan dengan acara bobo siang sejenak sebelum kembali lagi ke kantor. Tetapi hari itu sebelum aku pergi, Pak Erwan ingin bertemu untuk membicarakan proyek komputerisasi, sehingga aku ajak saja dia untuk bergabung menemaniku makan siang.

Aku dan Pak Erwan berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yang diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yang lama, yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus berkembang. Sedangkan Lia sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.

Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yang kupesan, tiba-tiba HPku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Santi.

“Hallo Pak Robert. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.

“Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.

“He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak” Santi menggoda.

“Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataku sambil menutup pembicaraan.

“Dari klien” kataku.

Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dengan Santi tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arief, suami Santi, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arief ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.

Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Lia bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah.. Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..

Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Santi. Hari sudah menjelang sore. Bayangkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayanganku, dan memencet bel rumahnya. Santi sendiri yang membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.

“Aih.. Pak Robert kok lama sih” katanya.

“Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada” candaku.

“Bisa aja Pak Robert..” jawab Santi sambil tertawa kecil.

Dia tampak cantik dengan baju “you can see” nya yang memperlihatkan lengannya yang mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku “asingkan” di negeri tetangga.

Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Santi menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi. Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Santi yang cantik, dahagaku yang lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Santi, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.

Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.

“Pak.. Santi ada hadiah nih untuk bapak”

“Apaan nih?” jawabku senang.

“Ini ada teman Santi yang mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”

Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dengan seorang wanita, Susan, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Susan menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.

“Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yang sebesar punya Pak Robert” kata Santi sambil meraba-raba kemaluanku.

“Saya sih OK saja” jawabku riang.

“Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Robert suamiku” kata Santi sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.

Aku dan Santi kemudian meluncur menuju rumah Susan di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kamipun sampai di rumahnya yang luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Santipun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dengan majikannya. Susan menyambut kami dengan ramah.

“Ini perkenalkan suami saya”

Seorang laki-laki paruh baya dengan kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Harry, seorang pengusaha properti yang sukses. Santipun memperkenalkan diriku pada mereka.

Aku kagum pada rumah mereka yang sangat luas. Dengan perabot-perabot yang mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yang tergantung di dinding. Bayangkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yang sangat wah itu.

Tetapi aku lebih kagum melihat Susan. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yang putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir. Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dengan buah dada yang besar dan bentuk tubuh yang padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.

Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yang disediakan. Ditengah makan malam itu, Santi pamit untuk ke toilet. Dengan matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.

“Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Santi berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.

“Kenapa?” tanyaku.

“Habisnya Santi nggak nafsu lihat Pak Harry itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.

Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Santi. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Harry yang cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Santi untuk kembali ke ruang makan.

Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Susan melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.

Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Harry mulai mengerayangi tubuh Santi di sofa seberang. Sedangkan Santi tampak ogah-ogahan melayaninya.

“Sebentar Pak.. Santi mau lihat filmnya dulu”

Aku tersenyum mendengar alasan Santi ini. Sementara itu Susan minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV. Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yang seperti ini, mengingat tubuh Susan sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.

Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Susan sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.

“Ampun non.. Sri nggak sengaja” si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Susan yang cantik itu.

“Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Susan.

“Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu..”

Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Susan menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah. Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Susan yang sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.

“Dasar bedinde.. Verveillen!!” Susan masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Dengan tubuh yang putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Susan berdiri di depan pembantunya yang kecil dan hitam.

“Ampun non.. Nggak akan lagi non..”

“Oh Pak Robert..” kata Susan ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.

“Sedang sibuk ya?” godaku.

“Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.

“Yuk kita kembali” lanjutnya.

Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Santi masih menonton adegan di layar sementara Pak Harry mengelus-elus pahanya. Aku dan Susanpun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan “french kiss” dan Susanpun menyambut penuh gairah.

Kutelusuri lehernya yang jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yang membusung padat. Susanpun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yang masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku. Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.

“Oh..my god.. Bener kata Santi.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.

Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya. Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dengan tangannya yang halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru.

Kemaluankupun mulai dihisap mulut Susan dengan rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Susan mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yang sedang memakan sesuatu yang sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yang hitam dan diikat ke belakang itu.

Sambil menikmati permainan oral Susan, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Santi. Tampak Santi mengocok kemaluan Pak Harry dengan cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Harry saat dia mencapai orgasmenya. Santipun kemudian meninggalkan Pak Harry, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.

Sementara itu Susan masih dengan bernafsu menikmati kemaluanku yang besar. Memang kalau kubandingkan dengan kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Harry sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yang buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.

Tak lama Santipun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Susan masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Santi duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya. Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yang lainnya di bawah. Sementara Pak Harry tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yang sudah loyo.

Kuangkat baju Santi dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yang satu meremas buah dadanya yang lain. Sementara Susan masih mengulum dan menjilati kemaluanku.

Setelah puas bermain dengan kemaluanku, Susan kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berlian dan hak tingginya saja yang masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dengan puting yang kecil berwarna merah muda. Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Santi. Susan kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dengan bergairah.

“Ayo isap susu ik ” pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yang kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Susanpun mengerang kenikmatan.

Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yang berambut tipis itu. Kamipun bersetubuh dengan tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yang masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yang cantik itu.

“Eh.. Eh.. Eh..” dengus Susan setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yang mulus.

Sementara itu Santi bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Susan. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Susan untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Santi memasukkan kembali kemaluanku ke dalam liang surga Susan.

Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Susan untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia “doggy-style” sampai kalung berlian dan buah dadanya yang besar bergoyang-goyang menggemaskan. Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Santi yang dengan lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.

“Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Susan menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.

Sementara Pak Harry rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Santi dan ditariknya menuju sofa yang lain di ruangan itu. Santipun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Harry bisa menikmati “istriku”.

Sementara itu, aku masih menggenjot Susan secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yang berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Harry tampak bernafsu sekali menyetubuhi Santi dengan gaya missionary. Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Harry. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yang kedua kalinya.

Santipun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Susan dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yang sempit itu.

“Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Susan terus meracau kenikmatan.

Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali. Sementara, aku lirik ke arah Pak Harry, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Susan dengan tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dengan tangan kananku.

Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Susan. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berliannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.

“Thanks Robert.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.

“No problem Susan.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.

Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yang disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.

Dalam perjalanan pulang, Santi tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dengan pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.

“We’re in this love together..”

“Kenapa sih sayang?” tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.

“Pokoknya Santi nggak mau lagi deh” katanya.

“Habis Santi nggak suka sama Pak Harry. Udah gitu mainnya cepet banget. Santi nanggung nih.”

Akupun tertawa geli mendengarnya.

“Kok ketawa sih Pak Robert.. Ayo.. Tolongin Santi dong.. Santi belum puas.. Tadi Santi horny banget lihat bapak sama Susan make love” rengeknya.

“Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.

“Ah.. Pak Robert jahat..” kata Santi merengut manja.

“Besok khan masih ada sayang” hiburku.

“Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.

“OK so pasti deh.. Bye”

Sebenarnya aku tidak ada janji dengan siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Santi setelah dia disetubuhi Pak Harry tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arief toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.

Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus tayangan HBO di TV nanti.